Acara ini tidak hanya dihadiri oleh masyarakat lokal. Namun juga dipadati oleh wisatawan domestik maupun luar negeri yang turut memeriahkan suasana.
Bahkan, kegiatan ini dihadiri oleh para kepala dinas pariwisata serta Team Of Operator Leader dari seluruh daerah se-Indonesia. Kehadirannya sebagai bagian dari Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemasaran Pariwisata 2024 yang digelar pertama kali di Indonesia dengan Kalimantan sebagai tuan rumah.
Pj Gubernur Harisson mengungkapkan apresiasinya terhadap penyelenggaraan Cap Go Meh Mini kali ini, mengingat momen yang bertepatan dengan Pemilihan Umum. Meskipun berlangsung dalam skala mini, perayaan ini telah menempatkan dirinya sebagai salah satu dari 10 besar Kharisma Event Nusantara di Indonesia. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada panitia serta pihak terkait yang telah menyelenggarakan acara ini dengan baik.
Dalam konteks ekonomi, Pj Gubernur Harisson mengungkapkan optimisme bahwa perayaan ini dapat menarik minat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Diperkirakan perputaran uang selama Cap Go Meh mencapai miliaran rupiah. Tentu ini berdampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat, baik di Kota Singkawang maupun Kalbar.
Saat menyaksikan atraksi tatung yang memamerkan kekuatan dan kekebalan tubuhnya, Pj Gubernur Harisson menyatakan kekagumannya.
Peryaaan Tetap Semarak
Sementara itu, Pj Wali Kota Singkawang Sumastro, atas nama masyarakat Kota Singkawang, menyambut hangat kedatangan para tamu dari berbagai daerah se-Indonesia. Meskipun tahun ini festival Cap Go Meh diselenggarakan secara mini karena bertepatan dengan Pemilu, kemeriahan acara tak kalah dengan perayaan sebelumnya.
“Walaupun tahun ini festival Cap Go Meh dilaksanakan secara mini karena bertepatan dengan Pemilu, tapi kemeriahannya tak kalah dibanding perayaan Cap Go Meh seperti biasanya”, katanya.
Cap Go Meh, sebagai penutup rangkaian perayaan tahun baru Imlek. Eventnya diwarnai dengan parade, arak-arakan di sepanjang jalan, dan festival lampion di malam harinya.
Pertunjukan Barongsai dan tatung menjadi daya tarik utama yang mencerminkan kepercayaan dan tradisi masyarakat Tionghoa. Keduanya dianggap sebagai lambang kesuksesan, keberuntungan, dan pengusir hal-hal buruk dalam budaya mereka.
Dengan berakhirnya perayaan Cap Go Meh, Singkawang kembali menyimpan kenangan gemerlap. Kenangan ini perpaduan dari budaya yang kaya dan atraksi yang memukau bagi pengunjung. Hal tersebut membuktikan dirinya sebagai destinasi wisata yang tak terlupakan di Indonesia. (yk)