Chindo di Indonesia: Kota Terbanyak dan Calon Pasangan Idaman Anak Muda Zaman Now?

0
Chindo di Indonesia

Ilustrasi pasangan Chindo di Indonesia, mengapa Chindo disebut sebagai calon pasangan idaman? (Dok. Beritain Kalbar)

BERITAINKALBAR.COM – Chindo di Indonesia sering jadi sorotan dan perbincangan, terkhusus soal etnis dan pasangan idaman. Apa itu Chindo? Kota mana yang paling banyak penghuninya? Mengapa Chindo jadi calon pasangan idaman anak muda zaman now (sekarang?

Ketiga pertanyaan di atas tentu sering sampai ke telinga kita. Simak ulasan soal Chindo di Indonesia yang dirangkum Beritain Kalbar berikut!

Populeritas Chinese (Cina) di Indonesia semakin mencuat dalam perbincangan anak muda di era media sosial. Mereka menyebut fenomena ini sebagai “Chindo” (Chinese Indonesia), yang menjadi pujaan hati bagi sebagian anak muda.

Meskipun di masa lalu, Chinese sempat menjadi bahan pembicaraan terkait sejarah buruk, kini hubungan ini mengalami perubahan positif dan mendapatkan pengakuan lebih dari generasi muda.

Sejarah dan Keturunan Orang Tionghoa-Indonesia

Orang Tionghoa-Indonesia, merupakan salah satu kelompok masyarakat di Indonesia yang memiliki akar leluhur di Tiongkok. Perjalanan sejarah mereka terkait erat dengan aktivitas perdagangan dan hubungan antar-kerajaan kuno di Nusantara dan Tiongkok. Catatan-catatan sejarah mencatat bahwa hubungan ini sudah terjalin sejak ribuan tahun yang lalu, bahkan sebelum terbentuknya Republik Indonesia.

Peran Perdagangan dan Kebudayaan

Sejak zaman kuno, kerajaan-kerajaan di Nusantara dan dinasti-dinasti Tiongkok memiliki keterkaitan erat. Hubungan ini memberi dorongan pada perdagangan dan lalu lintas manusia serta barang antara Tiongkok dan Nusantara. Kedatangan orang Tionghoa-Indonesia melalui gelombang imigrasi membawa serta kekayaan budaya dan keahlian bisnis yang memperkaya keragaman budaya di wilayah ini.

Pengelompokan Keturunan Chindo

Masyarakat Tionghoa-Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan garis keturunan mereka:

  1. Masyarakat Tionghoa-Indonesia Keturunan Penuh

    • Merupakan kelompok yang lahir dan besar di Indonesia.
    • Tidak memiliki garis keturunan campuran dengan suku bangsa non-Tionghoa-Indonesia.
    • Dibagi lagi menjadi orang Totok dan orang babah.
      • Orang Totok masih mempertahankan tradisi leluhur dan mampu berbicara dalam salah satu bahasa Tionghoa.
      • Orang babah sudah berasimilasi, tidak mengikuti tradisi, dan tidak dapat berbicara bahasa Tionghoa.
  2. Masyarakat Tionghoa-Indonesia Keturunan Parsial

    • Merupakan kelompok dengan garis keturunan campuran antara suku bangsa di Indonesia dan Tiongkok.
    • Sering membentuk komunitas dengan identitas etnis tersendiri, contohnya Suku Peranakan dan Suku Benteng.
  3. Masyarakat Cina di Indonesia

    • Kelompok ini adalah warga negara Tiongkok yang hidup dan menetap di Indonesia.
    • Termasuk dalam kategori ekspatriat, seperti pekerja asing, atau mereka yang menikah dengan Warga Negara Indonesia.

Identitas di Luar Indonesia

Orang Tionghoa-Indonesia memiliki fleksibilitas dalam tinggal di dalam atau di luar Indonesia. Beberapa memilih kembali ke Tiongkok, baik terpaksa karena kebijakan Orde Lama maupun sukarela untuk studi, bekerja, atau menikah. Di luar Indonesia, identitas mereka cenderung melebur menjadi “orang Indonesia” tanpa menonjolkan embel-embel etnis.

Perjalanan sejarah orang Tionghoa-Indonesia menunjukkan kontribusi signifikan mereka dalam pembentukan keragaman budaya dan perkembangan ekonomi di Indonesia.

Pengelompokan berdasarkan garis keturunan mencerminkan kompleksitas identitas mereka, yang terus berkembang seiring waktu. Meskipun memiliki akar di Tiongkok, orang Tionghoa-Indonesia telah menjadi bagian integral dari mosaic budaya Indonesia yang kaya.

Mengulik Sejarah dan Makna “Chindo”

Dulu, Chinese sering dikaitkan dengan sejarah kelam terutama terkait Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun, kini pemahaman masyarakat tentang Chinese telah berkembang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “suku” diartikan sebagai golongan bangsa yang merupakan bagian dari bangsa yang lebih besar. “Pecinaan” atau kampung Cina adalah wilayah dengan mayoritas penduduk Tionghoa.

Chindo di Indonesia

5 Kota dengan Populasi Chindo Terbanyak

  1. Jakarta: Pecinan tersebar di Pecenongan, Glodok, Pasar Baru, dan Kelapa Gading, menawarkan beragam kuliner Tionghoa.
  2. Singkawang di Kalimantan Barat: Kota Seribu Kelenteng dengan perayaan Cap Go Meh Imlek terbesar di Asia Tenggara.
  3. Semarang di Jawa Tengah: Komunitas pecinan di wilayah Lombok hingga Kali dengan kelenteng legendaris Sam Po Kong.
  4. Surabaya di Jawa Timur: Rumah bagi pasar Kya Kya dan beberapa kelenteng legendaris, menunjukkan keragaman budaya.
  5. Tanjung Pinang di Riau: Kota dengan mayoritas suku Melayu dan Tionghoa, menawarkan kelenteng dengan ornamen naga dan patung Dewi Kwan Im.

Alasan Chindo Jadi Idaman Anak Muda

Beberapa alasan mengapa Chindo di Indonesia menjadi pasangan idaman diantaranya:

  1. Kecenderungan Budaya dan Sosial: Nilai-nilai keluarga, kesopanan, pendidikan, dan kesuksesan dalam hidup dianggap sejalan dengan budaya dan tradisi sosial Indonesia.
  2. Kecenderungan Kepribadian: Kepribadian yang rajin, berdisiplin, orientasi ke depan, rasa tanggung jawab, dan nilai-nilai keluarga menjadi daya tarik.
  3. Toleransi Beragama: Keberagaman agama di kalangan suku Tionghoa membuat mereka dianggap toleran terhadap perbedaan agama, yang konsisten dengan keragaman Indonesia.

Chindo bukan hanya sekadar populasi etnis Tionghoa di Indonesia; ia mencerminkan perubahan pandangan dan hubungan positif antara kelompok etnis ini dengan masyarakat Indonesia.

Kota-kota dengan populasi Chindo yang signifikan menawarkan keragaman budaya dan tradisi yang menarik bagi anak muda, menjadikannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keberagaman Indonesia yang kaya. Ingatlah bahwa setiap hubungan membangun dasarnya pada nilai-nilai, prinsip, serta rasa saling menghargai dan mencintai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *