Tim PKM-RE Untan Buat AMELMUTER, Atraktan Daun Melada untuk Basmi Lalat Buah

0
Tim PKM-RE Untan

PKM-RE AMELMUTER Universitas Tanjungpura. (Dok. Tim AMELMUTER )

BERITAINKALBAR.COM – Tim PKM-RE Untan yang terdiri dari mahasiswa Agroteknologi dan Biologi ciptakan Atraktan Daun Melada untuk pertanian berkelanjutan yang ekonomis dan ramah lingkungan.

Dunia pertanian kini dihadapkan pada dua musuh besar yaitu hama lalat buah dan pestisida kimia. Tim PKM-RE Universitas Tanjungpura (Untan) hadir dengan solusi inovatif: AMELMUTER, atraktan daun melada yang ramah lingkungan dan ekonomis.

AMELMUTER, singkatan dari Atraktan Melada Murah Terenkapsulasi bersifat slow release, merupakan hasil penelitian mahasiswa Agroteknologi dan Biologi Untan. Dibalik inovasinya terdapat Febrina Feby, Sepianto, Bayu Julianto, Hidayat, dan Putri Januarti, para pemikir muda yang ingin memajukan pertanian berkelanjutan.

Tim PKM-RE Untan Ciptakan AMELMUTER

Latar Belakang: Ancaman Lalat Buah dan Dampak Pestisida Kimia

Tingginya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), lalat buah (Bactrocera spp.), menjadi momok bagi petani, menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Upaya pengendalian selama ini, seperti penggunaan pestisida sintetis, membawa dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan.

Hampir 80% petani sayuran di Indonesia bergantung pada pestisida ini, menimbulkan berbagai risiko. Populasi dan intensitas serangan lalat buah terus meningkat, sehingga diperlukan teknik pengendalian yang lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan.

Salah satu metode pengendalian yang umum digunakan adalah penggunaan pestisida sintetis. Namun, metode ini berdampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan. Hampir 80% petani sayuran di Indonesia menggunakan pestisida sintetis untuk mengendalikan serangan hama.

Menurut Direktorat Perlindungan Hortikultura tahun 2021, rata-rata penggunaan pestisida sintetis pada usaha tani sayuran dapat mencapai 20% dari biaya produksi. Penggunaan insektisida ini, jika dilakukan secara berlebihan dan tanpa memperhatikan kepadatan populasi hama, dapat menimbulkan berbagai dampak negatif untuk kesehatan manusia maupun lingkungan.

Atas dasar inilah, mahasiswa yang tergabung dalam tim PKM-RE Universitas Tanjungpura menggagas ide dan melakukan penelitian mencari alternatif atraktan biologis.

Munculnya AMELMUTER: Solusi Ramah Lingkungan dan Ekonomis

Ketua tim PKM-RE Universitas Tanjungpura, Febrina Feby menjelaskan tanaman melada memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai atraktan biologis.

Potensi tanaman melada sebagai atraktan ditemukan secara kebetulan setelah salah satu anggota tim mengamati banyaknya lalat buah yang mengerumuni daun melada di sekitar kebunnya.

Terinspirasi dari potensi daun melada yang menarik lalat buah, tim PKM-RE Untan mengembangkan AMELMUTER. Daun melada mengandung senyawa mirip Metil Eugenolyang digunakan untuk membasmi lalat buah.

Daun tersebut mudah ditemukan di Asia Tenggara, diolah dengan teknologi enkapsulasi agar pelepasan atraktan lebih terkontrol dan tahan lama. Populasi tanaman  yang berlimpah ini menjadikan AMELMUTER sebagai solusi pertanian berkelanjutan yang efektif untuk mengendalikan lalat buah dibandingkan dengan pestisida sintetis lantaran aman bagi manusia dan ramah lingkungan, serta lebih ekonomis.

Anggota Tim Penelitian

Tim penelitian AMELMUTER terdiri dari 5 anggota yang berasal dari rogram studi berbeda di Untan, yaitu:

  • Febrina Feby prodi Agroteknologi (2021)
  • Sepianto prodi Agroteknologi (2021)
  • Bayu Julianto prodi Agroteknologi (2021)
  • Hidayat prodi Biologi (2022)
  • Putri Januarti prodi Biologi (2022)

Dalam peneltian ini, Cico Jhon Karunia Simamora, S.P., M.Si., selaku Dosen Pendamping bersama mahasiswa tim PKM-RE Universitas Tanjungpura mengembangkan tanaman melada yang dikemas dengan teknologi enkapsulasi sebagai atraktan bilogis.

Keunggulan AMELMUTER

  • Ramah lingkungan: AMELMUTER aman bagi manusia dan ekosistem, tidak mencemari tanah dan air.
  • Ekonomis: Biaya produksi AMELMUTER lebih murah dibandingkan pestisida kimia, menghemat pengeluaran petani.
  • Efektif: Hasil penelitian menunjukkan AMELMUTER mampu menarik lalat buah secara efektif, setara dengan atraktan sintetis.

Dampak Positif AMELMUTER

  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen: Pengendalian hama lalat buah yang efektif menghasilkan panen yang lebih melimpah dan berkualitas.
  • Mendukung SDGs 2030: AMELMUTER berkontribusi pada pencapaian SDGs 2030 dalam memastikan sistem pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan.
  • Memberikan solusi alternatif bagi petani: AMELMUTER menjadi alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.

Penerapan AMELMUTER di Lapangan

Hasil penelitian di laboratorium dan aplikasi atraktan di lapangan menunjukkan bahwa AMELMUTER efektif dan efisien sebagai alternatif pengganti atraktan sintetis. Perlakuan terbaik untuk memikat lalat buah adalah pada rasio perbandingan 12:10 (Melada:MD-GA).

Ketua tim PKM-RE Universitas Tanjungpura, Febrina Feby lebih lanjut mengungkapkan, atraktan biologis AMELMUTER telah diaplikasikan pada beberapa lahan pertanian rakyat sekitar Pontianak, Kalimantan Barat terbukti efektif.

Tim secara berkala akan berkoordinasi untuk membantu permasalahan hama yang dihadapi oleh petani serta melakukan monitoring perkembangan efektivitas, AMELMUTER, perangkap lalat buah yang diterapkan di lapangan.

Harapan untuk Masa Depan

AMELMUTER diharapkan dapat menjadi solusi inovatif bagi permasalahan hama lalat buah di Indonesia. Tim PKM-RE Untan berkomitmen untuk terus mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi ini agar dapat diakses oleh lebih banyak petani dan mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Penelitian dan inovasi AMELMUTER ini diharapkan berdampak positif dalam mengatasi permasalahan hama lalat buah agar tidak adanya penurunan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Upaya ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals(SDGs) 2030 memastikan keberlanjutan sistem pertanian, ketahanan pangan dan gizi yang memadai bagi masyarakat.

“Dengan diciptakan inovasi atraktan biologis AMELMUTER yang kita buat, harapannya dapat menjadi solusi alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan untuk mengatasi ketergantungan terhadap pestisida kimia bagi masyarakat khususnya petani,” ujar Feby kepada Beritain Kalbar, Sabtu, (20/7/2024). (da)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *