Diskusi Publik Quo Vadis 26 Tahun Kabupaten Bengkayang Kupas Jejak Otonomi UU Nomor 10 Tahun 1999

Diskusi publik Quo Vadis

Foto bersama peserta Diskusi publik Quo Vadis 26 Tahun Kabupaten Bengkayang. (Dok. dr. Irwanda Djamil)

BERITAINKALBAR.COM, BENGKAYANG – Diskusi publik Quo Vadis, memperingati 26 tahun berdirinya Kabupaten Bengkayang digelar penuh semangat oleh masyarakat setempat bersama Lingkar Khatulistiwa Indonesia, pada Jumat (25/4/2025). Pembukaan acara menjadi momen yang menyentuh ketika Nadjimie Nalin, tokoh senior daerah, melantunkan lagu “Menanti Kejujuran (Gong 2000)”.

Diskusi Publik Quo Vadis 26 Tahun Kabupaten Bengkayang

Suasana kemudian hening dan khidmat saat para peserta mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pendahulu serta pendiri Kabupaten Bengkayang. Pameran buku koleksi pribadi turut meramaikan acara, menjadi media pertukaran ide dan informasi yang membuat forum ini terasa lebih hidup dan berwawasan.

Empat Pemantik Diskusi dan Beragam Perspektif

Diskusi ini menghadirkan empat pemantik dari berbagai bidang. Dari jajaran Pemda Bengkayang, hadir Asisten I Bupati Bengkayang, Bernadeta, SH, MH, serta Kabag Pemerintahan Jovinus Bevo, S.STP, M.Si. Mereka memaparkan perjalanan pembangunan Kabupaten Bengkayang selama 26 tahun terakhir. Perspektif pendidikan disampaikan oleh aktivis dan analis pendidikan, Ressi Nata Sumanda, S.Pd, sementara isu kesehatan dikupas oleh dr. Irwanda Djamil.

Baca juga:  Festival Cap Go Meh Pontianak 2024 Sajikan Kuliner dan Hiburan

Hadir pula Anggota DPRD Kabupaten Bengkayang, Nurhayati, serta masyarakat dari berbagai latar belakang—baik pemuda, tokoh adat, hingga pemuka senior. Diskusi berlangsung dalam format semiformal yang membuka ruang luas untuk dialog.

Sorotan terhadap Layanan Publik dan Indeks Pembangunan

Dalam pemaparan, dibahas sejumlah aspek penting seperti peningkatan layanan publik, reformasi birokrasi, pengelolaan laporan keuangan, indeks persepsi korupsi, serta pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bengkayang yang kini telah menembus angka di atas 70%. Ressi mengakui kemajuan ini, namun tetap memberi catatan bahwa program wajib belajar 9 tahun harus dipastikan tercapai. Ia menyoroti perlunya upaya jemput bola untuk anak-anak yang belum mendapatkan akses pendidikan.

Dari sisi kesehatan, dr. Irwanda menekankan pentingnya pembangunan fasilitas layanan kesehatan lanjutan, terutama rumah sakit di kawasan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan, Capkala, Samalantan, dan Monterado, demi merata dan mudahnya akses layanan bagi masyarakat pesisir dan pedalaman.

Refleksi UU Nomor 10 Tahun 1999 dan Semangat Pemekaran

Diskusi juga menjadi ajang refleksi terhadap latar belakang pembentukan Kabupaten Bengkayang berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1999. Ditegaskan bahwa pembentukan Kabupaten ini lahir dari kebutuhan mendesak akibat pertumbuhan penduduk, luas wilayah, dan potensi ekonomi yang perlu dikelola secara mandiri dalam kerangka otonomi daerah.

Baca juga:  Real Count DPRD Sanggau 2024: 7 Suara Terbanyak Calon Anggota Dewan di Dapil 1

Selaras dengan semangat tersebut, isu pemekaran desa mengemuka dalam forum ini. Wacana ini mencerminkan kesinambungan cita-cita masyarakat yang sejak awal mendorong berdirinya Bengkayang sebagai daerah tingkat II.

Inisiatif Baru untuk Layanan Kependudukan

Asisten I Bupati Bengkayang yang juga menjabat sebagai Plt. Kepala Dinas Dukcapil, mengumumkan rencana pembentukan dua wilayah tambahan untuk pelayanan data kependudukan. Wilayah ini akan difokuskan pada zona pesisir dan kawasan Seluas serta sekitarnya. Langkah ini mendapat sambutan positif dari para peserta diskusi.

Gagasan kolaboratif antara pemerintah dan sektor swasta menjadi salah satu fokus dalam sesi tanya jawab. Sejumlah peserta diskusi menyoroti pentingnya inovasi pendanaan di tengah keterbatasan anggaran, terutama untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan layanan dasar di Kabupaten Bengkayang.

Baca juga:  Atlet Pontianak, Veddriq Leonardo Sabet Emas Pertama untuk Indonesia di Olimpiade Paris 2024

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum HIPMI Bengkayang yang juga menjabat sebagai Ketua OKK Kadin Bengkayang, dr. Irwanda, memberikan pandangan yang konstruktif mengenai solusi alternatif dalam pembangunan daerah.

“Kami menyadari beban anggaran yang ada saat ini, sehingga mendorong peran dan kerja sama swasta untuk membantu pembangunan Kab. Bengkayang: seperti pembangunan Rumah Sakit, eksplorasi air bersih, dan hal-hal lain yang dapat mendongkrak pendapatan asli daerah Bengkayang,” ucapnya.

Partisipasi Tokoh Masyarakat dan Penutup yang Mengharukan

Diskusi ini juga mendapat masukan berharga dari berbagai tokoh masyarakat seperti Bapak Zulkarnain, Bapak Khairul Anwar, Bapak Rezza Herlambang (selaku moderator), Bapak Reza Satriadi, serta perwakilan generasi muda seperti Cen Cen Louis. Mereka menyoroti berbagai isu dan harapan masa depan Kabupaten Bengkayang.

Sebagai penutup, suasana haru menyelimuti ruangan saat Ressi membacakan puisi berjudul “Mata Luka Sengkon Karta”, mengakhiri rangkaian diskusi yang bukan hanya menjadi ruang refleksi tetapi juga ruang peneguhan komitmen membangun daerah. (da)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *