Bupati Ketapang dan Bupati Sukamara Sepakati Dimulainya Pembangunan Jembatan Jelai Tahun 2025

Bupati Sukamara H. Masduki (kiri) dan Bupati Ketapang Alexander Wilyo (kanan). Dok. Istimewa
BERITAINKALBAR.COM, KETAPANG – Suasana hangat penuh semangat kerja sama mewarnai pertemuan penting antara Bupati Ketapang Alexander Wilyo, dan Bupati Sukamara H. Masduki, yang digelar pada Selasa, 28 April 2025, di Jakarta. Dalam pertemuan silaturahmi yang berlangsung penuh keakraban tersebut, keduanya membahas agenda strategis yang akan membawa dampak besar bagi konektivitas dan kemajuan wilayah mereka, yakni percepatan pembangunan Jembatan Jelai, sebuah proyek infrastruktur monumental yang telah lama dinanti-nantikan masyarakat di Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Kalimantan Tengah.
Pembangunan Jembatan Jelai
Proyek Strategis Nasional yang Menghubungkan Dua Provinsi
Pertemuan ini tidak hanya menjadi wadah komunikasi antar pimpinan daerah. Namun, juga menjadi tonggak penting dalam mempererat sinergi lintas provinsi dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Pulau Kalimantan.
Jembatan Jelai dirancang untuk menghubungkan wilayah pesisir Kabupaten Ketapang dengan Kabupaten Sukamara, yang selama ini terpisah oleh Sungai Jelai. Dengan panjang jembatan yang diperkirakan mencapai ratusan meter, proyek ini akan menjadi salah satu infrastruktur penghubung strategis di kawasan barat-selatan Kalimantan.
Dalam pernyataan bersama yang disampaikan usai pertemuan, kedua Bupati menegaskan bahwa seluruh proses administrasi. Mulai dari kajian teknis, pembebasan lahan, hingga persetujuan lintas kementerian, telah rampung.
Pembangunan fisik Jembatan Jelai pun dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2025, menandai babak baru dalam integrasi infrastruktur regional di Kalimantan. Proyek ini didukung oleh pemerintah pusat sebagai bagian dari upaya pemerataan pembangunan dan penguatan konektivitas antar wilayah di luar Pulau Jawa.
Jembatan Jelai tidak hanya memiliki nilai strategis dari segi infrastruktur, tetapi juga simbol penting dari kolaborasi dan komitmen antar daerah. Dengan tersambungnya dua provinsi melalui jembatan ini, diharapkan arus mobilitas barang, jasa, serta manusia akan meningkat secara signifikan.
Mendorong Pemerataan Pembangunan dan Aksesibilitas
Hal ini tentu akan membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Terutama, pada sektor perdagangan, pertanian, perikanan, dan pariwisata yang menjadi andalan kedua kabupaten.
Bupati Ketapang menyampaikan bahwa proyek ini telah menjadi cita-cita bersama masyarakat Kalimantan Barat dan Tengah selama bertahun-tahun.
“Jembatan Jelai adalah jembatan harapan. Melalui jembatan ini, kami ingin membuka akses baru, mempercepat distribusi logistik, dan menghadirkan peluang kerja bagi masyarakat,” ujarnya.
Senada dengan itu, Bupati Sukamara menambahkan bahwa keberadaan jembatan ini akan memperkuat hubungan sosial dan budaya antara masyarakat di kedua sisi sungai.
“Kita bukan hanya membangun jembatan fisik, tetapi juga membangun jembatan emosional dan ekonomi. Ini adalah bentuk nyata dari semangat gotong royong lintas batas wilayah,” katanya.
Pembangunan Jembatan Jelai juga diperkirakan akan mengurangi ketimpangan akses transportasi. Kemudian, memotong waktu tempuh perjalanan antardaerah dan meningkatkan efisiensi distribusi hasil bumi.
Ke depan, jembatan ini akan menjadi penghubung vital dalam jaringan transportasi darat regional. Diharapkan juga mendukung rencana pembangunan ekonomi terpadu di kawasan Kalimantan.
Keberhasilan dalam menyepakati dimulainya pembangunan Jembatan Jelai menandai langkah konkret dari kedua pimpinan daerah dalam mengedepankan kepentingan masyarakat di atas kepentingan sektoral. Kerja sama ini juga diharapkan menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam menjalin kolaborasi lintas wilayah demi percepatan pembangunan nasional.
Dengan semangat kolaboratif yang kuat dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat serta pemerintah pusat, Jembatan Jelai diharapkan tidak hanya menjadi penghubung dua provinsi, tetapi juga simbol kemajuan dan kesejahteraan yang dapat dirasakan oleh generasi sekarang dan mendatang. Proyek ini membawa harapan besar bagi Kalimantan: menjembatani masa depan yang lebih terintegrasi, inklusif, dan berdaya saing tinggi. (da)