Balak! Inflasi Pontianak 2024 Terendah ke-9 se-Indonesia
BERITAINKALBAR.COM – Inflasi Pontianak 2024 menempati posisi ke-9 terendah di seluruh Indonesia, dengan angka sebesar 1,98 persen. Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Ani Sofian, menyampaikan bahwa rendahnya angka inflasi menunjukkan harga pasar yang terkendali.
Ani Sofian mengapresiasi kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak dalam pencapaian ini.
“Alhamdulillah angka inflasi bisa di bawah dua persen, artinya harga-harga barang terkendali tidak melonjak. Kita akan tekan terus agar perekonomian dan daya beli masyarakat meningkat,” ujarnya setelah rapat koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri melalui video conference di Ruang Pontive Center, Selasa (2/7/2024).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pontianak, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga. Diantaranya beras, tarif angkutan udara, ikan tongkol, sawi hijau, dan wortel.
Harga kopi bubuk, makanan ringan, tomat, udang basah, tarif bimbingan belajar, emas perhiasan, tarif kontrak rumah, gula pasir, tukang bukan mandor, sigaret kretek mesin (SKM), sepeda motor, ikan nila, minyak goreng, pelumas, hingga kangkung mengalami peningkatan.
Sebaliknya, beberapa komoditas penyumbang deflasi meliputi ikan kembung, bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, telepon seluler, ikan bawal, telur ayam ras, jeruk, daging babi, buah naga, obat dengan resep, daging sapi, sabun cair, buku pelajaran SMP, sampo, timun, sampai pengharum cucian.
Inflasi Pontianak 2024
Ani Sofian menjelaskan bahwa pada periode yang sama tahun lalu, inflasi Kota Pontianak mencapai angka 4,26 persen.
Ani mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak sangat serius dalam mengendalikan inflasi. Inflasi yang dianggap baik adalah 3,0 persen untuk tahun 2022 dan 2023. Kemudian turun menjadi 2,5 persen untuk tahun 2024, sesuai penetapan oleh pemerintah melalui menteri keuangan dan Bank Indonesia (BI).
Ia menambahkan bahwa inflasi bulanan (month-to-month) dari Januari hingga Juni 2024 menunjukkan capaian inflasi terendah pada bulan Juni, yaitu -0,42 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) meningkat menjadi 106,10.
Kenaikan inflasi terjadi akibat meningkatnya harga pada sepuluh kelompok pengeluaran, yakni makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,34 persen; pakaian dan alas kaki sebesar 1,78 persen; perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,23 persen; perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,05 persen; kesehatan sebesar 0,70 persen; transportasi sebesar 2,59 persen; rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,92 persen; pendidikan sebesar 1,36 persen; penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,54 persen; serta perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,90 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga adalah informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen.
“Pemkot Pontianak lewat dinas terkait selalu melakukan pemantauan di lapangan terkait harga pangan, kita ingin semuanya terkendali. Kita juga menggelar gerakan ASN menanam cabai di pekarangan rumah,” imbuh Pj Wali Kota.
Sebelumnya, TPID Kota Pontianak meraih penghargaan sebagai TPID terbaik ke-2 se-Kalimantan. Anugerah tersebut diterima Ani Sofian di Istana Negara, Jakarta.
Ani mengatakan penghargaan ini harus dipertahankan dan menjadi motivasi untuk bekerja lebih giat lagi, agar manfaatnya dirasakan oleh masyarakat Kota Pontianak. (da)