Jawab Desakan Status Darurat Bencana Nasional Sumatera, Prabowo: Kita Monitor, Nanti Kita Menilai Kondisinya

Presiden Prabowo Subianto saat sampaikan sambutan di acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2025 yang berlangsung di Indonesia Arena, Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. (28/11/2025). (Dok. Beritain Kalbar/Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)
BERITAINKALBAR.COM, NASIONAL — Presiden Prabowo Subianto menanggapi tuntutan berbagai pihak yang meminta pemerintah segera menetapkan status darurat bencana nasional setelah banjir bandang dan longsor melanda tiga provinsi di Sumatera yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh dalam sepekan terakhir. Prabowo menyatakan bahwa pemerintah masih terus memantau kondisi di lapangan sebelum mengambil keputusan terkait status darurat.
“Ya kita terus monitor, kita kirim bantuan terus. Nanti kita menilai kondisinya,” kata Prabowo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (28/11/2025) malam.
Saat kembali ditanya mengenai kemungkinan penetapan status darurat bencana nasional, Prabowo tetap memberikan jawaban serupa.
“Oh iya iya, sudah kita kirim terus menerus,” ujarnya.
“Nanti, nanti kita monitor terus,” timpalnya.
Korban Banjir-Longsor Tembus 303 Jiwa
Sementara pemerintah pusat masih melakukan evaluasi, data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan skala bencana di Sumatra kian memburuk. Hingga Sabtu (29/11), total 303 orang meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor di tiga provinsi tersebut.
Rincian korban diantaranya:
-
166 korban jiwa di Sumatera Utara
-
90 korban jiwa di Sumatera Barat
-
47 korban jiwa di Aceh
Selain itu, ratusan orang lainnya masih dinyatakan hilang dan ribuan warga mengungsi. Kerusakan infrastruktur, pemukiman, serta fasilitas publik juga dilaporkan terjadi secara luas di banyak kabupaten/kota yang terdampak.
Sri Lanka Sudah TetapkanStatus Darurat
Di tengah diskusi soal status darurat bencana nasional di Indonesia, negara lain yang tengah diguncang bencana besar, Sri Lanka, sudah lebih dulu menetapkan status darurat nasional.
Sri Lanka dilanda banjir bandang dan longsor akibat Siklon Ditwah, menewaskan 153 orang, membuat 191 orang hilang, merusak lebih dari 20.000 rumah, serta memaksa 108.000 warga mengungsi. Pemerintah Sri Lanka langsung mengaktifkan status darurat untuk mempercepat mobilisasi seluruh sumber daya.
Perbandingan ini membuat sebagian kalangan di Indonesia mendesak langkah serupa, mengingat dampak bencana di Sumatra juga sangat luas dan menimbulkan korban jiwa yang besar.
Bantuan Terus Mengalir, Evaluasi Berlanjut
Prabowo menegaskan bahwa pemerintah telah mengirimkan bantuan melalui jalur udara dan darat sejak hari pertama kejadian. Namun akses yang terputus, cuaca buruk, dan kondisi geografis menyulitkan proses distribusi.
Hingga kini, pemerintah belum memastikan apakah status darurat bencana nasional akan diberlakukan. Evaluasi terus berjalan, dengan mempertimbangkan perkembangan korban, kapasitas daerah, dan kemampuan mitigasi di lapangan.
Pemerintah menjanjikan bantuan tambahan akan terus dikirimkan seiring pemetaan kebutuhan dan kondisi cuaca yang masih dinamis.




