Ikut di 3 Cabang Lomba, PGD 2025 Jadi Panggung Sanggar Widya Art UWDP Lestarikan Seni Budaya Dayak

Tim Lomba Tari Sanggar Widya Art bersama Warek Bidang Kemahasiswaan, Non Akademik, dan Sarana Prasarana UWDP, Maran (baju biru). (Dok. Sanggar Widya Art)
BERITAINKALBAR.COM, PONTIANAK – Dalam semangat menjaga dan merawat budaya, Sanggar Widya Art dari Universitas Widya Dharma Pontianak (UWDP) turut ambil bagian dalam kemeriahan Pekan Gawai Dayak (PGD) Kalbar ke-39 tahun 2025 yang digelar di Rumah Radakng sejak tanggal 20-24 Mei. Keikutsertaan ini tidak hanya sebagai bentuk partisipasi seni, tetapi juga sebagai upaya nyata kampus dalam mendorong kesejahteraan mental mahasiswa.
Pada PGD tahun ini, Sanggar Widya Art menurunkan tiga kandidat Dara Gawai dan dua kandidat Bujang Gawai, empat peserta lomba vokal solo putra dan putri, serta satu tim tari tradisi. Tidak hanya itu, Universitas Widya Dharma Pontianak juga membuka stand khusus yang menampilkan kreativitas mahasiswa selama perhelatan PGD berlangsung.
Warek Bidang Kemahasiswaan, Non Akademik, dan Sarana Prasarana UWDP, Maran, menyampaikan bahwa partisipasi dalam PGD adalah bagian dari strategi kampus dalam mengembangkan potensi mahasiswa secara holistik.
“Alasan utama kita ikut PGD adalah wujud nyata dukungan Universitas terhadap peningkatan kesejahteraan mental mahasiswa. Kesenian, termasuk musik, tari, dan pemilihan bujang dan dara serta kegiatan seni lainnya, berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan mental mahasiswa,” ungkap Maran kepada Beritain Kalbar, Sabtu (24/5) malam WIB.
Ia menambahkan bahwa seni dapat membantu meredakan stres, meningkatkan suasana hati, memperluas jaringan sosial, serta meningkatkan kepercayaan diri dan soft skill mahasiswa, terutama dalam kemampuan interpersonal dan kecerdasan emosional.
Sementara itu, Ketua Sanggar Widya Art, Albert, menyampaikan rasa syukur atas kesempatan untuk tampil dalam PGD ke-39.

“Kegiatan ini menjadi momen penting bagi kami untuk melestarikan, mempromosikan, dan memperkaya kebudayaan Dayak melalui tiga cabang lomba yang kami ikuti, yaitu Vokal Solo Putra & Putri, Tari Tradisi, serta Bujang Dara,” ujar Albert.
Ia menekankan bahwa keikutsertaan ini bukan semata soal kompetisi, melainkan juga sebagai bentuk dedikasi dalam menjaga warisan leluhur dan memberikan ruang bagi generasi muda untuk mengekspresikan talenta di bidang seni dan budaya.
Albert juga mengapresiasi PGD sebagai ajang yang memberikan kesempatan bagi sanggar-sanggar baru untuk tampil dan tumbuh.

“Partisipasi di PGD menjadi motivasi untuk terus berinovasi, berlatih lebih giat, dan mencetak bibit-bibit unggul di bidang seni budaya. Kami berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pelestarian tradisi Dayak lewat seni, serta siap bersinergi dengan semua pihak untuk memajukan kebudayaan Kalimantan Barat,” tutupnya.
Dengan semangat kolaboratif dan penuh semarak, partisipasi Universitas Widya Dharma Pontianak melalui Sanggar WidyaArt dalam PGD 2025 menunjukkan bahwa seni bukan hanya tentang ekspresi, tetapi juga tentang pendidikan karakter, kesehatan mental, dan pelestarian budaya. (Epri Sandi Putra)