Fakta Rumah Betang Ensaid Panjang Sintang: Daya Tarik Wisata hingga Tenun Ikatnya Mendunia

Fakta unik Rumah Betang Ensaid Panjang di Sintang. (Kolase: Dok. Beritain Kalbar)
BERITAINKALBAR.COM, LOKAL – Sudah pada tahu soal fakta-fakta unik Rumah Panjang Suku Dayak atau Rumah Betang Ensaid Panjang di desa Ensaid Panjang, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat?
Fakta Rumah Betang Ensaid Panjang Sintang, Kalbar
Sejarah dan Struktur Rumah Betang Ensaid Panjang
Rumah Betang Ensaid Panjang merupakan salah satu rumah adat tertua yang masih berdiri kokoh di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Rumah ini terletak di Desa Ensaid Panjang, Kecamatan Kelam Permai, dan menjadi tempat tinggal bagi Suku Dayak Desa.
Dengan ukuran 118 meter x 17 meter dan tinggi sekitar 12 meter, rumah ini memiliki 29 bilik yang dihuni oleh sekitar 136 warga atau lebih dari 50 KK. Dibangun pada tahun 1986, rumah betang ini menjadi pusat kehidupan sosial masyarakat setempat. Rumah ini juga memiliki ciri khas panggung dengan jarak lantai ke tanah sekitar 2 meter, yang berfungsi untuk menghindari banjir serta sebagai perlindungan dari binatang buas.
Daya Tarik Wisata dan Pemandangan Alam
Daya tarik utama Rumah Betang Ensaid Panjang tidak hanya pada bentuk bangunannya yang unik, tetapi juga pemandangan alam sekitarnya yang menakjubkan. Lokasi rumah betang ini hanya berjarak sekitar satu jam perjalanan dari pusat Kota Sintang, sehingga cukup mudah diakses oleh wisatawan.
Saat berkunjung, wisatawan akan disuguhi pemandangan Bukit Rentap yang berada di belakang rumah betang. Nuansa alam yang tenang serta keasrian lingkungan membuat tempat ini menjadi destinasi wisata budaya yang menarik.
Keunikan Tenun Ikat Sintang
Salah satu keistimewaan dari Rumah Betang Ensaid Panjang adalah keberadaan para perajin kain tenun ikat Dayak yang masih mempertahankan teknik tradisionalnya. Tenun ikat Sintang telah dikenal hingga mancanegara karena keindahan motifnya serta proses pembuatannya yang masih menggunakan alat tenun tradisional.
Saat memasuki rumah betang, wisatawan dapat menyaksikan secara langsung para ibu-ibu yang sedang menenun dengan penuh ketelitian. Keahlian mereka diwariskan secara turun-temurun, menjadikan kain tenun Sintang sebagai warisan budaya yang tak ternilai.
Apresiasi dari Tokoh Nasional
Keberadaan rumah betang ini mendapat perhatian dari berbagai kalangan, termasuk tokoh nasional. Salah satunya adalah Puan Maharani yang berkunjung pada Maret 2023.
Dalam kunjungannya, ia memberikan apresiasi kepada para perajin kain tenun dan mendorong mereka untuk terus melestarikan budaya menenun di Kabupaten Sintang. Kehadiran tokoh nasional seperti Puan Maharani semakin mengangkat nama Rumah Betang Ensaid Panjang di tingkat nasional.
Tenun Sintang di Kancah Internasional
Kain tenun ikat dari Sintang telah menembus pasar internasional dan menjadi salah satu kebanggaan Indonesia. Pada ajang World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali pada Mei 2024, kain tenun Sintang dipilih sebagai outfit para pemimpin negara.
Produksi kain ini dilakukan oleh Galeri Kain Pantang Sintang, sebuah UMKM asal Sintang yang berkomitmen untuk mempertahankan warisan budaya tenun. Selain itu, tenun Dayak Sintang juga telah dipasarkan ke berbagai negara dunia.
Diekspor ke Amerika Serikat, Belanda, Jerman, dan beberapa negara Eropa lainnya. Keunikan motif serta kualitas kain yang tinggi menjadikan produk tenun ini sangat diminati oleh kolektor dan pecinta kain tradisional di seluruh dunia.
Pelestarian Budaya dan Harapan ke Depan
Masyarakat di Ensaid Panjang terus berupaya menjaga dan melestarikan tradisi menenun serta budaya hidup dalam rumah betang. Dukungan dari pemerintah daerah serta berbagai pihak sangat dibutuhkan agar budaya ini tetap bertahan dan semakin dikenal luas.
Dengan semakin meningkatnya minat wisatawan terhadap budaya lokal, diharapkan Rumah Betang Ensaid Panjang dan tenun ikat Sintang dapat terus berkembang sebagai warisan budaya yang mendunia.
Ditulis oleh: Epri Sandi Putra, Seniman Pelantun Musik Sape asal Kabupaten Sintang