Diabetes Tipe 2 Mengincar Anak Muda

Ilustrasi (Dok. Beritain Kalbar)
BERITAINKALBAR.COM, LIFESTYLE –Diabetes melitus kini tidak hanya menyerang orang lanjut usia. Penyakit ini justru semakin banyak diderita anak muda akibat gaya hidup yang tidak sehat.
Data dari Eka Hospital BSD menunjukkan lonjakan yang mengkhawatirkan. Pada periode Desember 2020 hingga Juni 2025, rumah sakit tersebut mencatat 691 pasien diabetes berusia di bawah 40 tahun. Sebagian besar pasien berada di rentang usia 20-40 tahun.
Obesitas Jadi Pemicu Utama
Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Eka Hospital Permata Hijau, Dr. Pandu Tridana Sakti, mengungkapkan bahwa mayoritas pasien muda tersebut mengalami obesitas.
“Sebanyak 84% pasien muda mengalami obesitas, yang menjadi faktor utama lonjakan kasus diabetes tipe 2 di usia produktif,” ujar Pandu dalam Temu Media Eka Hospital di Jakarta dikutip dari CNN Indonesia, (15/8/2025).
Pandu juga membeberkan kondisi lain yang memperburuk kesehatan pasien. “Kami menemukan 73% pasien memiliki kadar kolesterol tinggi, dan 39% lainnya mengalami hipertensi,” tambahnya.
Pola Hidup Buruk dan Konsumsi Gula Berlebih
Menurut Pandu, diabetes melitus terbagi menjadi dua jenis utama. Diabetes tipe 1 terjadi karena gangguan autoimun yang menghambat pankreas memproduksi insulin. Sementara diabetes tipe 2, yang kini banyak dialami anak muda, dipicu oleh pola makan buruk serta asupan gula berlebih.
“Kebiasaan makan fast food, konsumsi minuman manis seperti boba, serta jarang mengonsumsi makanan sehat menjadi pola umum anak muda saat ini,” jelas Pandu
Ia menegaskan, gula berlebih dapat memicu resistensi insulin. Kondisi ini membuat tubuh kesulitan memproses gula dengan baik, sehingga kadar gula darah melonjak.
Faktor Risiko Lain
Pandu menambahkan, pola makan tidak sehat bukan satu-satunya faktor. Berat badan berlebih, kurang olahraga, faktor genetik, dan kualitas tidur yang buruk juga mempercepat perkembangan penyakit.
“Diabetes tipe 2 bukan hanya soal gula, tapi kombinasi kebiasaan sehari-hari. Makan tidak terkontrol, jarang olahraga, dan tidur yang tidak berkualitas, semua berkontribusi,” kata Pandu.
Ia mengingatkan anak muda untuk segera mengubah gaya hidup sebelum terlambat. “Jangan menunggu gejala muncul, karena sering kali penyakit ini baru terdeteksi saat sudah parah,” tegasnya.(pdp)