Bahlil Lahadalia: Pemerintah Tolak Tekanan Buka Ekspor Mineral

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan paparan dalam Minerba Convex 2025 di Jakarta, Rabu (15/10/2025). (Tangkapan layar YouTube/Kementerian ESDM)
BERITAINKALBAR.COM, NASIONAL –Pemerintah menegaskan komitmennya mempertahankan kebijakan hilirisasi mineral dan tidak akan membuka kembali ekspor mineral mentah meski banyak pihak terus melobi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa Indonesia telah berada di jalur strategis yang dirancang untuk memperkuat industri dalam negeri.
Menurut Bahlil, keberhasilan hilirisasi membuat sejumlah pihak, baik dari luar maupun dalam negeri, merasa terganggu. Ia menegaskan tidak akan mundur menghadapi tekanan tersebut.
“Banyak yang datang lobby ke saya, agar membuka ekspor barang mentah. Saya katakan, kalau begini terus, apa bedanya kita di zaman VOC dengan sekarang. Dulu barang mentah kita diambil, diolah di luar negeri, nilai tambahnya juga di luar, lalu dibawa kembali ke dalam negeri,” ujarnya saat menyampaikan sambutan dalam acara Minerba Convex 2025, Rabu (15/10/2025), dikutip dari CNBC Indonesia.
Meski ekspor mineral mentah tetap ditutup, pemerintah membuka ruang kolaborasi bagi pelaku industri untuk memperkuat rantai pasok nasional. Strategi ini terbukti mendorong peningkatan nilai ekspor. Bahlil mencontohkan, nilai ekspor nikel melonjak drastis dari US$ 3,3 miliar pada 2017–2018 menjadi US$ 35–40 miliar pada 2023–2024.
“Nilainya naik lebih dari 10 kali lipat. Ini menunjukkan kehadiran negara dalam membangun peta jalan pengelolaan sumber daya alam berbasis nilai tambah, menciptakan lapangan kerja, dan menggerakkan ekonomi daerah,” tegas Bahlil.
Kebijakan ini sekaligus menandakan sikap tegas pemerintah dalam melindungi sumber daya alam nasional agar memberi manfaat maksimal bagi perekonomian Indonesia.




