Terapi Regeneratif Jadi Terobosan Baru Dunia Medis

Ilustrasi Terapi Regeneratif (Dok. Beritain Kalbar)
BERITAINKALBAR.COM, LIFESTYLE – Kemajuan bioteknologi terus melahirkan inovasi. Salah satu yang kini mendapat sorotan adalah terapi regeneratif, sebuah metode medis yang berfokus pada pemulihan jaringan dan organ yang rusak.
Pada awalnya, para peneliti fokus merancang terapi regeneratif untuk memperbaiki jaringan tubuh, lalu mereka memperluas penelitian guna melihat perannya dalam mendukung sistem imun.
Terapi Regeneratif Melampaui Pengobatan Konvensional
Menurut dr. Sandy Qlintang, M.Biomed, Presiden Direktur Kalbe Regenic Stem Cell, terapi regeneratif memiliki cara kerja berbeda dari pengobatan biasa. Jika obat konvensional hanya meredakan gejala, terapi ini justru mengaktifkan kemampuan alami tubuh untuk memperbaiki diri.
“Stem cell bekerja sebagai sel khusus yang dapat berubah menjadi berbagai jenis sel lain, seperti sel otot, tulang, atau saraf. Jadi, saat terjadi kerusakan jaringan, stem cell membantu menggantikan sel rusak dengan sel baru,” ujar dr. Sandy dalam Simposium Nasional di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (25/8/2025). Dikutip dari CNBC Indonesia
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa stem cell dan secretome menjadi salah satu inovasi paling menjanjikan dalam dunia kedokteran modern.
Cara Kerja dan Potensinya
Secara umum, terapi regeneratif bekerja dengan cara memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengurangi peradangan, dan merangsang proses penyembuhan alami. Selain itu, para ilmuwan juga berhasil mengembangkan teknik untuk menciptakan jaringan baru di laboratorium, kemudian menanamkannya kembali ke dalam tubuh pasien.
Walau memiliki potensi besar, dr. Sandy menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menjalankan terapi regeneratif. Ia menegaskan bahwa stem cell bisa memberi harapan besar, namun risikonya tinggi jika tidak diteliti secara matang, sehingga penerapannya wajib menyesuaikan kondisi pasien.
Dengan potensinya, terapi regeneratif dapat membantu berbagai kondisi, di antaranya:
-
Gangguan muskuloskeletal: nyeri lutut, cedera sendi, hingga sakit punggung.
-
Penyakit kronis: diabetes, penyakit jantung, paru-paru kronis.
-
Kerusakan organ: perbaikan hati dan ginjal yang rusak.
-
Penyakit degeneratif: misalnya Parkinson dan Alzheimer melalui penggantian sel saraf.
-
Cedera saraf dan tulang belakang: pemulihan fungsi tubuh yang terganggu.
-
Perawatan luka dan luka bakar: mempercepat pemulihan dan mengurangi jaringan parut.
Teknologi yang Mendukung
Untuk mencapai hasil tersebut, para peneliti mengembangkan berbagai metode, seperti:
-
Sel Punca (Stem Cell): sel yang mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel.
-
Terapi Gen: metode modifikasi gen untuk memperbaiki kerusakan sel.
-
Rekayasa Jaringan: penciptaan jaringan buatan di laboratorium.
-
Exosome Therapy: partikel kecil dari sel yang memperbaiki jaringan dan mengurangi peradangan.
Dengan berbagai teknologi itu, terapi regeneratif memberi harapan baru bagi dunia medis. Walau demikian,penelitian berkelanjutan tetap diperlukan agar terapi ini benar-benar aman dan efektif. (pdp)