Pj Gubernur Kalbar Ungkap Penyebab Harga Beras Naik
BERITAINKALBAR.COM – Penjabat Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), dr. Harisson, M.Kes., mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras secara nasional. Lantas, apa penyebab harga beras naik?
Penyebab Harga Beras Naik
Menurut Dr. Harisson, salah satu penyebab utama kenaikan harga beras adalah perubahan iklim yang terjadi di negara-negara penghasil beras utama seperti India, Thailand, dan Vietnam. Gangguan cuaca ekstrem telah memperlambat masa tanam, yang berpotensi menyebabkan gagal panen. Hal ini, secara langsung, berdampak pada suplai beras global dan memicu kenaikan harga di pasar domestik.
Harisson menyebut saat ini, negara-negara seperti India, Thailand, dan Vietnam mengalami perubahan cuaca yang memengaruhi produksi beras mereka. Hal tersebut memperlambat proses tanam dan dapat mengakibatkan gagal panen jika cuaca terus ekstrem.
“Kalau beras naik secara nasional, di daerah lain juga, India Thailand dan Vietnam mengalami perubahan iklim, ini memperlambat masa tanam, malah bisa menyebabkan gagal panen apabila cuaca ekstrem. Sehingga impor dari luar, namun negara – negara yang selama ini menjadi sumber impor beras kita menahan untuk mengirim ke tempat kita karena stoknya memang terbatas,” jelas dia saat meninjau harga kebutuhan pokok di Kota Singkawang, Sabtu (24/2) lalu.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Harisson juga menekankan bahwa sementara permintaan terus meningkat, stok beras nasional menghadapi tantangan serius. Meskipun upaya impor telah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar, terdapat keterbatasan dalam pasokan beras dari negara-negara produsen.
Upaya Pemprov Kalbar
Lebih lanjut, Dr. Harisson menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi situasi ini. Dengan menggandeng lembaga terkait, mereka telah menyiapkan langkah-langkah antisipatif, termasuk peningkatan stok beras dalam negeri untuk menghadapi kebutuhan mendatang, terutama menjelang bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Harisson pun memastikan stok beras Kalbar masih aman untuk tiga bulan ke depan.
“Tapi kita sudah antisipasi. Dimana stok beras Bulog di Kalbar aman untuk 3 bulan ke depan. Cadangan beras pemerintah 7.500 ton masuk dari vietnam 9.200 ton, ada juga masuk dari DKI 3.000 ton. Jadi stok beras untuk Kalbar aman,” tuturnya.
“Kita sudah siapkan juga menghadapi bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri agar jangan sampai kenaikannya terlalu tinggi,” tambah Harisson.
Pernyataan tersebut menggarisbawahi komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam menjaga stabilitas harga beras dan keamanan pangan di wilayahnya. Diharapkan langkah-langkah ini dapat membantu meredakan tekanan ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat akibat kenaikan harga beras nasional. (yk)