Pantun Melayu Pontianak untuk Ucapan HUT Kota ke-254, Suara Persahabatan dari Bumi Khatulistiwa

Pantun Melayu Pontianak

Pantun Melayu Pontianak untuk ucapan HUT Kota Pontianak ke-254 Tahun 2025. (Dok. Beritain Kalbar)

BERITAINKALBAR.COM, PONTIANAK – Dalam semangat Hari Jadi ke-254 Kota Pontianak tahun 2025, pantun Melayu Pontianak kembali hadir sebagai ungkapan rasa syukur dan kebanggaan masyarakat di Bumi Khatulistiwa. Mengusung tema “Pontianak Bersahabat”, pantun-pantun ini menjadi jembatan hati yang menyampaikan doa, cinta, dan harapan bagi kota tercinta, kota yang dikenal ramah, berbudaya, dan penuh toleransi.

Pantun Melayu Pontianak

Pantun Melayu Pontianak selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap ucapan selamat, terutama pada momentum bersejarah seperti HUT Pontianak ke-254. Ia bukan sekadar hiasan kata, melainkan wujud kelembutan tutur, kedalaman makna, dan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun. Pantun ini mungkin akan digunakan dalam berbagai sambutan, sebagai simbol persahabatan yang mengikat seluruh warga Pontianak dalam satu semangat yang sama.

Berikut deretan pantun Melayu Pontianak 2025 yang sarat makna dan kehangatan untuk menyemarakkan Hari Jadi Kota Pontianak:

Baca juga:  INFOGRAFIS Jumlah Titik Api Kalbar Hari Ini: Data per Kabupaten/Kota

Embun pagi jatuh perlahan,
Menyapa bumi di tepi kali,
Selamat HUT Pontianak ke-254 disampaikan,
Semoga bersahabat selalu di hati kami.

Terbang bangau di atas rawa,
Menepi di dahan pohon senduduk,
Pontianak kota yang ramah dan bersahaja,
Damai bersatu dalam langkah yang kukuh.

Ke pasar lama beli rempah,
Singgah sebentar di pinggir parit,
Pontianak bersahabat, lembut dan indah,
Tempat budaya tumbuh dan bersemi begitu legit.

Layar terkembang menuju pelabuhan,
Riuh nelayan menjemput fajar,
Selamat ulang tahun Pontianak tercinta,
Kota bersahabat, teduh dan bersinar.

Bunga melur di tepi laman,
Harumnya semerbak sampai ke titi,
Pontianak tumbuh dalam persamaan,
Bersahabat jadi nadi insani.

Meniti jembatan di bawah bulan,
Air Kapuas berkilau lembut,
Rukun damai di setiap pelukan,
Pontianak teduh dalam kalbu menyambut.

Riuh pasar di subuh hari,
Suara nelayan menjemput rezeki,
Bersahabat bukan sekadar janji,
Tapi cara hidup penuh kasih sejati.

Terbang burung di langit senja,
Menepi di dahan pohon keladi,
Pontianak tersenyum penuh makna,
Hangat menyapa siapa pun yang datang kemari.

Pergi ke pelabuhan beli rotan,
Jangan lupa singgah di parit,
Pontianak kota penuh kenangan,
Bersahabat jadi tekad yang melekat di hati.

Bunga kenanga harum di laman,
Disiram hujan di pagi hari,
Pontianak elok dalam persamaan,
Damai dan rukun sepanjang hari.

Meniti jembatan di atas sungai,
Kapuas tenang di bawah mentari,
Melayu Pontianak santun bersahaja,
Ramah tamah jadi pekerti diri.

Pagi cerah di tepi dermaga,
Perahu nelayan mulai berlayar,
Persahabatan jadi jiwa warga,
Pontianak bersatu tanpa gusar.

Burung ruai di pucuk dahan,
Terbang rendah sambut mentari,
Pontianak kota penuh harapan,
Hangat menyapa siapa pun yang datang kemari.

Pantun-pantun ini menggambarkan keindahan tutur Melayu Pontianak yang sarat pesan moral—tentang kebersamaan, keramahan, dan cinta terhadap kota sendiri. Ia menjadi bentuk penghormatan kepada warisan budaya yang masih hidup dalam keseharian warganya.

Baca juga:  Ria Norsan Paling Tajir, Intip Harta Kekayaan 4 Cagub Kalbar 2024 via Demokrat

Dengan tema “Pontianak Bersahabat”, pantun-pantun ini tidak hanya menjadi pelengkap sambutan, tetapi juga simbol dari jiwa masyarakat Pontianak yang hangat, terbuka, dan menghargai perbedaan. Dalam setiap baitnya, terselip doa agar kota di garis khatulistiwa ini terus bertumbuh—maju, sejahtera, dan tetap bersahabat untuk selamanya. (da)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *