Nanas Enggak Cuma Enak Dimakan: Cerita Ibu-ibu Siantan Hilir Sulap Limbah Jadi Berkah

Tim PPK Ormawa MSI FMIPA Untan bersama ibu-ibu di Kelurahan Siantan Hilir, Pontianak. (Dok. MSI FMIPA Untan)
BERITAINKALBAR.COM, PONTIANAK – Siapa sangka, limbah nanas yang biasanya dianggap sampah ternyata bisa disulap menjadi sesuatu yang bernilai? Inilah yang sedang dilakukan ibu-ibu di Kelurahan Siantan Hilir, Pontianak Utara, bersama tim mahasiswa FMIPA Universitas Tanjungpura (Untan) lewat program PPK Ormawa 2025.
Kegiatan bermanfaat ini diprakarsai oleh UKM MSI FMIPA Untan dengan semangat menghadirkan solusi berbasis sains, teknologi, sekaligus pemberdayaan masyarakat. Beberapa wajah-wajah muda yang jadi penggerak utama, di antaranya Muhammad Fadli, Hilarius P. Golota, Frizt I. Sinaga, dan Shania Deu sebagai fasilitator, serta Fajar M. Aska dan Intan Vitriani yang merakit sistem IoT Greenhouse.
Tim ini didampingi oleh seorang dosen biologi Ibu Diah Wulandari Rousdy, S.Si., M.Sc. Dengan kolaborasi ini, lahirlah berbagai inovasi ramah lingkungan dari limbah nanas seperti:
- Biogas dari kulit nanas sebagai energi alternatif murah meriah yang bisa dipakai untuk kebutuhan dapur.
- Nanas-peat (kompos) dari tandan nanas sebagai solusi cerdas buat meningkatkan kualitas tanah.
- Arang aktif dari daun dan tandan nanas yang bisa dimanfaatkan untuk menyaring air gambut.
Selain itu, greenhouse berbasis IoT ini ngga sekadar rumah tanaman, tapi juga bisa memantau kualitas tanah, kelembaban, dan suhu secara real time.
Semua kegiatan ini jadi bagian dari desa iklim Siantan Hilir, bukti nyata bahwa inovasi hijau bisa lahir dari hal sederhana, bahkan dari sisa buah yang sering kita buang. Lebih dari sekadar teknologi, program ini juga menumbuhkan kebersamaan.
Ibu-ibu jadi makin semangat, mahasiswa dapat pengalaman langsung, dan desa punya solusi berkelanjutan. Karena pada akhirnya, nanas memang enak dimakan, tapi limbahnya pun ternyata bisa bikin hidup lebih berkah.