Kenapa Pontianak Dijuluki Kota Khatulistiwa?
BERITAINKALBAR.COM – Pontianak dijuluki kota Khatulistiwa. Ibu kota provinsi Kalimantan Barat ini selalu ramai dikunjungi wisatawan saat peristiwa Matahari Tanpa Bayangan di Tugu Khatulistiwa.
Julukan Kota Khatulistiwa tidak hanya menjadi identitas kota ini, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang kuat. Berikut alasan dibalik julukan tersebut dan sejarah berdirinya Tugu Khatulistiwa, sebuah monumen ikonik yang menjadi simbol dari posisi geografis unik Pontianak.
Fenomena Matahari Tanpa Bayangan
Setiap tahun, ada dua waktu di mana matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa, yaitu pada tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Pada saat ini, terjadi fenomena yang dikenal sebagai “Hari Tanpa Bayangan” di Pontianak, di mana semua benda tegak lurus tidak menghasilkan bayangan sama sekali karena sinar matahari datang tepat dari atas. Fenomena ini menarik banyak wisatawan dan peneliti untuk datang dan menyaksikan peristiwa langka ini.
Selain fenomena alamnya, posisi geografis Pontianak yang berada di garis khatulistiwa juga memberikan keuntungan strategis. Kota ini menjadi titik pertemuan bagi berbagai budaya dan etnis, serta menjadi pusat perdagangan dan transportasi yang penting di Kalimantan Barat.
Sejarah Berdirinya Tugu Khatulistiwa
Tugu Khatulistiwa adalah sebuah monumen yang didirikan untuk menandai titik dilaluinya garis khatulistiwa di Pontianak. Monumen ini tidak hanya menjadi simbol geografis, tetapi juga menjadi salah satu ikon wisata yang paling terkenal di kota ini.
Pendirian Awal Tugu Khatulistiwa
Tugu Khatulistiwa pertama kali didirikan pada tahun 1928 oleh ekspedisi internasional yang dipimpin oleh seorang geografer Belanda, seorang ahli geografi bernama Dr. Clava. Monumen awal ini berbentuk tiang sederhana dengan tanda panah yang menunjukkan arah utara dan selatan. Monumen ini didirikan sebagai tanda bahwa Pontianak dilewati oleh garis khatulistiwa.
Pengembangan dan Renovasi
Seiring berjalannya waktu, Tugu Khatulistiwa mengalami beberapa kali renovasi dan pengembangan. Pada tahun 1930, tugu ini diperbaiki dan diperbesar oleh Opseter Silaban, seorang arsitek keturunan Batak. Tugu ini kemudian dilengkapi dengan lingkaran dan garis penunjuk arah yang lebih jelas.
Pada tahun 1990, Tugu Khatulistiwa kembali direnovasi dan diperbesar dengan tambahan bangunan penutup berbentuk kubah di atas tugu asli. Bangunan ini berfungsi untuk melindungi tugu asli serta menambah keindahan dan daya tarik visual dari monumen ini. Di dalam bangunan ini juga terdapat museum kecil yang menyajikan informasi mengenai garis khatulistiwa dan sejarah Tugu Khatulistiwa.
Tugu Khatulistiwa Saat Ini
Saat ini, Tugu Khatulistiwa telah menjadi salah satu destinasi wisata utama di Pontianak. Setiap tahunnya, ribuan wisatawan domestik dan internasional datang untuk melihat tugu ini dan menyaksikan fenomena Hari Tanpa Bayangan. Di sekitar Tugu Khatulistiwa, sering diadakan berbagai acara dan festival, termasuk Festival Khatulistiwa yang menampilkan berbagai pertunjukan seni dan budaya.
Keunikan dan Daya Tarik Tugu Khatulistiwa
Tugu Khatulistiwa tidak hanya unik karena lokasinya, tetapi juga karena desain dan makna simbolisnya. Monumen ini memiliki desain yang sederhana namun sarat makna, dengan tiang penunjuk arah yang menandakan posisi garis khatulistiwa dan lingkaran yang melambangkan keseimbangan antara belahan bumi utara dan selatan.
Museum Khatulistiwa dan Atraksi Wisata
Selain tugu utama, di dalam kompleks Tugu Khatulistiwa terdapat museum kecil yang menyajikan informasi mendalam tentang garis khatulistiwa dan sejarah tugu ini. Pengunjung dapat melihat berbagai pameran dan display yang menjelaskan fenomena alam yang terjadi di garis khatulistiwa serta pentingnya posisi geografis Pontianak.
Tugu Khatulistiwa menjadi pusat atraksi wisata di Pontianak. Selain mengunjungi tugu dan museum, wisatawan juga dapat menikmati berbagai fasilitas yang ada di sekitar kawasan ini, seperti toko suvenir, kafe, dan area rekreasi. Keindahan Sungai Kapuas yang mengalir di dekatnya juga menambah daya tarik kawasan ini.
Minat dan Kunjungan Wisatawan Tugu Khatulistiwa Menurut Laporan Pemkot Pontianak
Menurut Ani, Tugu Khatulistiwa telah menjadi magnet, tidak hanya bagi wisatawan nusantara namun juga mancanegara, dan telah menjadi suatu kebanggaan warga Kota Pontianak. Jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2023 menunjukkan adanya 75.034 wisatawan domestik dan 11.109 wisatawan internasional.
Pada tahun 2024 hingga saat ini, jumlah wisatawan nusantara telah mencapai 9.558 orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 1.658 orang. Potensi ini menjadi salah satu sumber pendapatan bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak dengan menerapkan retribusi bagi setiap pengunjung yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2023 tentang Pajak dan Retribusi Daerah Kota Pontianak.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Keberadaan Tugu Khatulistiwa tidak hanya memiliki nilai historis dan simbolis, tetapi juga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan bagi kota Pontianak. Monumen ini telah menjadi magnet bagi pariwisata, menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya. Hal ini memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian lokal melalui peningkatan sektor pariwisata, perhotelan, dan perdagangan.
Meningkatkan Kesadaran Geografis
Selain dampak ekonomis, Tugu Khatulistiwa juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran geografis dan edukasi. Banyak pelajar dan mahasiswa yang datang ke tugu ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang garis khatulistiwa dan fenomena alam yang terjadi di sekitarnya. Dengan demikian, monumen ini juga berfungsi sebagai pusat edukasi dan penelitian.
Alasan Pontianak Dijuluki Kota Khatulistiwa
Lalu kenapa Pontianak dijuluki Kota Khatulistiwa?
Julukan “Kota Khatulistiwa” diberikan kepada Pontianak karena kota ini dilalui oleh garis khatulistiwa. Garis khatulistiwa adalah garis imajiner yang membagi bumi menjadi belahan utara dan selatan. Pontianak adalah salah satu kota di dunia yang dilewati oleh garis ini. Keistimewaan geografis ini membuat Pontianak memiliki fenomena unik yang tidak ditemukan di banyak tempat lain di dunia.
Pontianak, dengan julukan “Kota Khatulistiwa”, menawarkan daya tarik unik yang tidak dimiliki banyak kota lain di dunia.
Tugu Khatulistiwa, sebagai simbol dari posisi geografis unik ini, tidak hanya menjadi landmark penting tetapi juga pusat aktivitas wisata dan edukasi. Dengan sejarah yang kaya dan fenomena alam yang menakjubkan, Pontianak terus menarik perhatian banyak orang dari berbagai penjuru dunia. (da)