Jangan Dianggap Sepele, Rambut Rontok Bisa Jadi Alarm Gangguan Ginjal

Ilustrasi (Dok. BeritainKalbar)

BERITAINKALBAR.COM, LIFESTYLERambut rontok sering dianggap masalah ringan, padahal kondisi ini dapat menjadi tanda awal gangguan kesehatan serius, termasuk penyakit ginjal. Secara alami, seseorang memang kehilangan 50 hingga 100 helai rambut setiap hari. Namun, jika kerontokan terjadi secara berlebihan, hal tersebut bisa mengindikasikan masalah kesehatan yang perlu diwaspadai.

Pakar kesehatan menjelaskan bahwa kerontokan rambut pada penderita gangguan ginjal dipicu oleh penumpukan toksin dalam tubuh, kekurangan nutrisi penting seperti zat besi dan zinc, serta ketidakseimbangan hormon. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu dan prosedur dialisis juga memperparah kondisi ini.

“Ketika fungsi ginjal terganggu, racun seperti urea dan kreatinin menumpuk di aliran darah dan menyebabkan kondisi uremia. Akibatnya, folikel rambut ikut terdampak,” tulis CNBC Indonesia dalam laporannya.

Baca juga:  Momen Presiden Jokowi ke Sekadau saat Tinjau Pelayanan RSUD

Ginjal memiliki peran vital dalam menyaring racun, menyeimbangkan elektrolit, serta menjaga stabilitas metabolik tubuh. Ketika organ ini tidak berfungsi optimal, penyerapan nutrisi dan sirkulasi darah menuju kulit kepala ikut menurun. Akibatnya, rambut kekurangan pasokan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tetap sehat dan kuat.

Sebuah studi dari Pusat Informasi Bioteknologi Nasional juga mencatat bahwa kerontokan rambut kerap terjadi pada pasien gagal ginjal, gagal hati, gangguan rematik, hingga kondisi autoimun seperti lupus eritematosus diskoid.

Berikut tanda dan jenis kerontokan rambut yang dapat menjadi indikator awal gangguan fungsi ginjal:

1. Penipisan Rambut Secara Menyeluruh

Pasien penyakit ginjal kronis umumnya mengalami penipisan rambut merata atau penipisan difus. Rambut secara perlahan tampak lebih tipis di seluruh kulit kepala. Kekurangan nutrisi dan gangguan hormonal menjadi pemicu utama kondisi ini. Tak jarang, penipisan juga terjadi pada rambut tubuh seperti alis dan bulu mata.

Baca juga:  Kabut Asap di Kalbar, Dinkes Siapkan Rumah Oksigen untuk Atasi Gangguan Pernapasan

2. Rambut Rapuh dan Kering

Ketidakseimbangan hormon dan dehidrasi kronis membuat produksi sebum menurun. Akibatnya, rambut menjadi kering, rapuh, dan mudah patah. Faktor eksternal seperti penggunaan alat panas, bahan kimia, serta air sadah dapat memperburuk kerusakan rambut ini.

3. Uban Prematur

Banyak penderita penyakit ginjal kronis mengalami uban dini akibat stres oksidatif dari penumpukan racun dalam darah. Kekurangan nutrisi seperti vitamin B12 dan tembaga mempercepat proses hilangnya pigmen rambut. Kondisi ini sering memengaruhi kepercayaan diri pasien, terutama pada usia muda.

Baca juga:  5 Operasi yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan Mulai Agustus 2025, Wajib Tahu!

4. Alopesia atau Kerontokan Parah

Dalam kasus berat, kerontokan dapat berkembang menjadi alopesia, yaitu kerontokan rambut di sebagian atau seluruh kulit kepala. Faktor stres, gangguan sistemik, obat-obatan, dan kekurangan nutrisi mempercepat kondisi ini. Jika tidak ditangani, dampaknya bisa berpengaruh pada kesehatan mental pasien, termasuk menimbulkan rasa cemas dan menurunkan rasa percaya diri.

Kabar baiknya, intervensi medis dini dan perawatan kesehatan ginjal secara tepat dapat membantu memperlambat kerontokan rambut akibat kondisi ini. Dokter menyarankan pasien untuk memeriksa fungsi ginjal jika mengalami kerontokan rambut yang tidak biasa, terutama bila disertai gejala lain seperti pembengkakan tubuh, mudah lelah, atau perubahan frekuensi buang air kecil.

(pdp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *