Insiden Tambang Emas, 26 WNA China Diamankan ke Imigrasi Ketapang Usai Terbangkan Drone & Serang TNI

Dok. Istimewa

BERITAINKALBAR.COM, KETAPANG – Aksi kericuhan yang melibatkan sejumlah warga negara asing (WNA) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, kini berbuntut pada pemeriksaan keimigrasian. Peristiwa tersebut terjadi di area operasional perusahaan tambang emas PT Sultan Rafli Mandiri (PT SRM), tepatnya di Desa Pemuatan Batu, Kecamatan Tumbang Titi, pada Minggu (14/12/2025) sore. Insiden itu dilaporkan memicu kerusakan fasilitas perusahaan serta menyebabkan sejumlah aparat menjadi korban.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, para WNA yang diduga berasal dari China itu disebut melakukan penyerangan dengan membawa senjata tajam berupa parang hingga airsoft gun. Akibat kejadian tersebut, lima anggota TNI dilaporkan mengalami luka, sementara dua unit kendaraan milik perusahaan tambang mengalami kerusakan. Situasi di lokasi sempat mencekam sebelum akhirnya dapat dikendalikan oleh aparat keamanan.

Chief Security PT SRM, Imran Kurniawan, membenarkan adanya perusakan fasilitas perusahaan dalam insiden tersebut.

Baca juga:  Polisi Tangkap Oknum Guru SMP di Pontianak yang Setubuhi Murid di Hotel hingga Hamil

“Dalam aksi penyerangan ini, satu mobil dan sepeda motor perusahaan kami dirusak oleh WN China,” ujarnya, mengutip detikKalimantan, Selasa (16/12/2025).

Kericuhan itu disebut bermula ketika empat orang WNA terlihat menerbangkan drone di atas wilayah konsesi PT SRM sekitar pukul 15.30 WIB. Saat itu, seorang warga sipil bernama Iwan yang bertugas sebagai petugas pengamanan perusahaan mencoba melakukan pemantauan di area tersebut. Situasi kemudian berkembang menjadi ketegangan hingga berujung pada aksi penyerangan.

Dalam penanganan awal di lokasi kejadian, aparat keamanan mengamankan sebilah senjata tajam jenis parang lengkap dengan sarungnya yang diduga berkaitan dengan insiden tersebut. Pihak kepolisian hingga kini masih melakukan pendalaman dan klarifikasi terhadap para pihak yang terlibat. Kapolres Ketapang AKBP Muhammad Harris menyatakan bahwa proses klarifikasi masih berjalan.

“Sementara masih kami klarifikasi terlebih dulu dengan pihak-pihak terkait untuk berita tersebut,” jelasnya.

Baca juga:  Pemkab Ketapang Lantik Dewan Pengawas LPPL RKK Periode 2025–2030

Perkembangan terbaru disampaikan oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Yuldi Yusman. Ia mengungkapkan bahwa puluhan WNA telah diamankan guna kepentingan pemeriksaan lebih lanjut.

“Saat ini rencananya akan dilakukan proses pendalaman oleh pihak Polda. Kami mendapatkan laporan dari Kantor Imigrasi yang ada di wilayah Kalimantan Barat. Dan untuk WNA-nya saat ini sudah diamankan, sudah diamankan di Kantor Imigrasi Ketapang,” kata Yuldi saat ditemui di Kantor Ditjen Imigrasi, Jakarta Selatan, Selasa (16/12/2025).

Menurut Yuldi, jumlah WNA yang tengah diamankan saat ini mencapai 26 orang. Namun, angka tersebut masih berpotensi bertambah seiring proses penelusuran lanjutan, mengingat total WNA yang berada di lokasi kejadian disebut mencapai 34 orang.

“Jumlahnya ada 26 WNA yang sementara ini diamankan oleh Kantor Imigrasi Ketapang. Dan mungkin jumlah itu akan bertambah karena totalnya sebetulnya yang ada di sana itu ada 34 orang,” ujarnya.

Baca juga:  Nekat! Bapak-bapak di Beduai Terobos Jalan Lumpuh karena Banjir, Warganet: Full Service Lah Tu

Yuldi juga menjelaskan alasan mengapa tidak seluruh WNA langsung diamankan bersamaan. Disebutkan, dua orang WNA tengah mengurus perpanjangan izin tinggal di Pontianak, satu WNA lainnya sedang menjalani perawatan medis karena sakit, sementara tiga orang diketahui berada di penginapan di kawasan Tumbang Titi.

Hingga saat ini, motif di balik aksi kericuhan yang dilakukan para WNA tersebut masih belum terungkap. Aparat kepolisian bersama pihak imigrasi terus melakukan penyelidikan untuk memastikan latar belakang kejadian, termasuk status keimigrasian para WNA serta dugaan pelanggaran hukum lain yang mungkin terjadi. Pemeriksaan lanjutan diharapkan dapat memberikan kejelasan sekaligus memastikan situasi keamanan di wilayah Ketapang tetap kondusif.

(pdp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *