Fakta Soal Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak, Terbesar di Asia Tenggara?

0
Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak

(Instagram @ridwan_fazani)

BERITAINKALBAR.COM, LOKAL – Fakta-fakta dan sejarah Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak, benarkan jadi Katedral terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara?

Fakta-fakta Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak

Berlokasi di Kelurahan Darat Sekip, Kecamatan Pontianak Kota, gereja ini tidak hanya menjadi pusat aktivitas keagamaan umat Katolik tetapi juga simbol kebanggaan bagi masyarakat Kalimantan Barat. Katedral ini merupakan tempat kedudukan resmi uskup Keuskupan Agung Pontianak.

Bangunan gereja baru diresmikan pada 19 Desember 2014 oleh Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, MH, dan diberkati pada 19 Maret 2015, bertepatan dengan peringatan Pesta Santo Yosef dalam kalender liturgi Gereja Katolik. Sejak awal berdirinya, pelayanan di Paroki Katedral Pontianak telah dipercayakan kepada para imam dari Ordo Kapusin (OFMCap).

Sejarah Gereja Katedral Santo Yoseph di Pontianak

Sejarah Katedral Santo Yosef dimulai pada tahun 1908, ketika Prefek Apostolik Dutch Borneo, Mgr. Pacificus Bos, OFMCap, memprakarsai pembangunan gereja pertama. Lahan yang dibeli kala itu tidak hanya digunakan untuk gereja, tetapi juga untuk membangun pastoran, sekolah, rumah yatim piatu, pemakaman, dan susteran.

Baca juga:  Update Suara Syarif Melvin Real Count DPD RI Dapil Kalbar 2024

Gereja pertama diberkati pada 9 Desember 1909, bersamaan dengan pengesahan paroki secara resmi. Status gereja ini meningkat menjadi katedral pada 17 November 1918, saat Mgr. Jan Pacificus Bos, OFMCap, ditahbiskan sebagai Uskup Tituler Capitolias sekaligus Vikaris Apostolik Dutch Borneo.

Dengan bertambahnya jumlah umat dan kondisi fisik gereja yang semakin tidak memadai, gereja awal akhirnya dirobohkan pada tahun 2011 untuk memberikan ruang bagi pembangunan gereja baru.

Arsitektur Bergaya Gothic-Nederland, Terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara

Eksteriornya menampilkan perpaduan gaya Romawi dan Timur Tengah dengan ornamen bernuansa Dayak, sedangkan interiornya memadukan nuansa khas Tionghoa dan gaya klasik Eropa.

Gereja Santo Yoseph memiliki desain arsitektur yang mencolok, menggabungkan gaya Gothic dengan elemen khas Belanda. Gaya ini terlihat dari struktur bangunan yang megah, dengan dinding-dinding tebal dan tinggi yang menonjolkan suasana agung.

Desain arsitektur gereja ini dirancang oleh Ricky, arsitek yang juga merancang Masjid Raya Singkawang. Hal ini mencerminkan harmoni kehidupan masyarakat Kalimantan Barat yang multietnis dan toleran.

Relief dan ukiran yang menghiasi bagian luar dan dalam gereja menambah keindahan artistiknya. Gereja ini mampu menampung hingga 3.000 umat dan menjadi perpaduan unik dari berbagai gaya arsitektur.

Baca juga:  Pj Wako Ani Sofian Sebut Pemkot Pontianak Siap Gelar Open Bidding Eselon Dua

Pada 19 Desember 2014, meskipun proses pembangunan belum sepenuhnya selesai, gereja ini diresmikan oleh Gubernur Cornelis saat itu agar dapat digunakan untuk perayaan Misa Natal 2014. Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus, turut hadir dalam peresmian tersebut.

Cornelis menyatakan bahwa Katedral Santo Yosef Pontianak adalah gereja Katolik terbesar di Asia Tenggara, sebuah klaim yang menunjukkan kebanggaan atas keberadaan bangunan megah ini. Katedral ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga lambang keberagaman budaya dan toleransi umat beragama di Pontianak.

Karya Seni dan Patung Bernilai Tinggi

Keindahan gereja ini tidak hanya terlihat dari arsitekturnya, tetapi juga dari karya seni yang mengisi interiornya. Patung-patung yang dibuat oleh seniman terkenal menghiasi berbagai sudut gereja.

Beberapa di antaranya adalah patung Maria, Yesus Kristus, dan para santo-santa Katolik lainnya. Patung-patung ini tidak hanya memiliki nilai seni, tetapi juga menjadi pengingat akan kisah-kisah spiritual yang menginspirasi umat.

Baca juga:  Pengumuman Hasil Akhir CPNS 2024 Kota Pontianak: Download File PDF Integrasi SKD dan SKB

Pusat Ibadah dan Komunitas

Gereja Santo Yoseph berfungsi sebagai pusat kegiatan rohani dan sosial bagi masyarakat Pontianak. Selain menjadi tempat rutin untuk misa dan doa, gereja ini juga menjadi tuan rumah berbagai acara keagamaan seperti perayaan Natal dan Paskah. Selain itu, konser musik rohani dan pameran seni sering diadakan di sini, menjadikannya pusat aktivitas budaya bagi komunitas setempat.

Daya Tarik Wisata Religius

Sebagai salah satu katedral terbesar di Asia Tenggara, Gereja Santo Yoseph menarik minat wisatawan dari dalam dan luar negeri. Banyak pengunjung datang untuk mengagumi keindahan arsitekturnya, memahami sejarahnya, atau sekadar mencari suasana damai di tengah kota Pontianak. Gereja ini menjadi destinasi penting bagi pecinta seni, sejarah, dan spiritualitas.

Ikon Spiritual dan Budaya Pontianak

Gereja Katedral Santo Yoseph bukan hanya simbol keagamaan, tetapi juga ikon budaya yang penting bagi masyarakat Pontianak. Dengan sejarah yang kaya, arsitektur yang memukau, dan kontribusinya sebagai pusat komunitas, gereja ini melambangkan identitas kota Pontianak sekaligus menjadi kebanggaan masyarakat Kalimantan Barat. (da)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *