Buka PSBD XI 2025, Bupati Ketapang Ajak Masyarakat Jaga Warisan Budaya Dayak

Bupati Ketapang, Alexander Wilyo, saat sampaikan sambutan di malam pembukaan PSBD 2025. (Dok. Seksi Dokumentasi & Publikasi PSBD 2025)

BERITAINKALBAR.COM, KETAPANG – Dentuman gong menggema di Pendopo Balai Sungai Kedang, menandai resmi dibukanya PentasSeni Budaya Dayak (PSBD) XI Kabupaten Ketapang Tahun 2025. Suara tabuhan itu seakan menjadi simbol kebangkitan budaya dan pemersatu semangat masyarakat Dayak dari berbagai penjuru Bumi Ale-ale.

Rangkaian pembukaan berlangsung khidmat dan meriah, diawali dengan adat penyambutan tamu dan tari pembukaan yang memukau. Lantunan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Mars Persatuan Dayak, dan Hymne Dayak menggema di ruang acara, menghadirkan suasana penuh kebanggaan dan cinta tanah leluhur.

Baca juga:  KPU Kabupaten Ketapang Gelar Rapat Pleno Terbuka Penetapan Hasil Rekapitulasi PDPB Triwulan III 2025

Acara dilanjutkan dengan laporan Ketua Panitia PSBD 2025, sambutan dari Ketua DAD Kabupaten Ketapang, Ketua DAD Provinsi Kalimantan Barat, dan puncaknya sambutan Bupati Ketapang Alexander Wilyo sebelum pembukaan resmi oleh Wakil Gubernur Kalimantan Barat.

Dalam sambutannya, Bupati Ketapang menyampaikan pesan penuh makna dan kebanggaan terhadap kekayaan budaya Dayak yang terus hidup di tengah modernisasi.

“Kita patut berbangga bahwa masyarakat Dayak masih tetap memelihara dan melestarikan adat istiadatnya. PSBD menjadi wadah yang tepat untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap kebudayaan sendiri. Saya berharap kegiatan ini dapat memperkuat persatuan, menumbuhkan solidaritas, dan mempererat silaturahmi antar masyarakat, sekaligus memperkenalkan budaya Dayak kepada generasi muda agar mereka mengenal dan mencintai budayanya sendiri.”

Baca juga:  Festival Bakcang Pontianak 2025 Meriah, Dihadiri Turis Mancanegara

Kata-kata Bupati itu menggema di antara tepuk tangan hadirin, membawa pesan kuat tentang pentingnya menjaga warisan budaya di tengah arus perubahan zaman. Suasana semakin hangat ketika musik jinggung bergema, disusul dengan tarian persembahan dari Sanggar Kepatihan yang menghadirkan keanggunan dan semangat dalam satu irama.

Pembukaan PSBD XI ini juga dihadiri oleh jajaran pejabat daerah, tokoh adat, serta masyarakat dari berbagai kecamatan di Ketapang. Acara ditutup dengan pembukaan resmi oleh Wakil Gubernur Kalimantan Barat, yang menandai dimulainya berbagai lomba seni budaya dan tradisional yang akan berlangsung hingga 11 Oktober 2025.

Baca juga:  Ketua MABM Ketapang: Pagelaran Seni Budaye Melayu Harus Jadi Warisan untuk Generasi Muda

Gawai budaya ini bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga manifestasi jati diri masyarakat Dayak Ketapang. Dari dentuman gong pertama hingga nyanyian terakhir, semuanya menjadi tanda bahwa budaya bukanlah warisan yang membisu, melainkan denyut kehidupan yang terus berdetak dari generasi ke generasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *