BMKG Rilis Potensi Karhutla di Kalimantan Barat 7–13 Juli 2025

Rilisan BMKG potensi Karhutla di Kalimantan Barat

BERITAINKALBAR.COM – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Barat merilis prakiraan potensi kemudahan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kalbar pada periode Senin, 7 Juli hingga Minggu, 13 Juli 2025. Berdasarkan peta yang dirilis BMKG, sebagian besar wilayah Kalbar diprediksi mengalami peningkatan risiko karhutla.

Pada 7 Juli, wilayah Kalbar didominasi warna biru hingga hijau yang menandakan kondisi relatif aman hingga potensi rendah. Namun demikian, terdapat beberapa titik kuning (sedang) di bagian barat dan tengah Kalbar.

Baca juga:  Pelayanan SIM di Pontianak Tutup Sementara Saat Waisak, Ini Jadwal dan Dispensasi Perpanjangan

Kondisi mulai berubah pada 8 Juli, dengan dominasi warna merah mulai muncul di wilayah utara dan timur yang mengindikasikan potensi sangat mudah terjadi karhutla. Pada 9 Juli, sebaran area merah semakin meluas, terutama di kawasan perbatasan dengan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Pada 10 Juli, kondisi kian mengkhawatirkan dengan dominasi warna merah dan kuning hampir di seluruh wilayah Kalbar kecuali sebagian kecil selatan yang masih biru.

Baca juga:  BMKG Kalbar Rilis Peringatan Dini Cuaca, 29 Juni–1 Juli 2025

Puncak risiko diperkirakan terjadi pada 11 dan 12 Juli, di mana hampir seluruh wilayah Kalbar, mulai dari Sambas, Bengkayang, Landak, Pontianak hingga Ketapang, berada pada kategori merah yang berarti sangat mudah terjadi karhutla. Baru pada 13 Juli, potensi terlihat sedikit mereda di beberapa wilayah yang kembali tampak hijau dan biru.

BMKG mengimbau pemerintah daerah dan jajarannya serta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak melakukan aktivitas pembakaran di lahan terbuka. Langkah mitigasi sejak dini penting dilakukan agar tidak terjadi bencana kabut asap yang berdampak pada kesehatan masyarakat dan aktivitas ekonomi.

Baca juga:  INFOGRAFIS: 4 Event Kalbar Mei 2025, Mayoritas Festival Budaya

Warga juga tentunya diharapkan untuk aktif melaporkan jika melihat tanda-tanda munculnya titik api kepada pihak berwenang agar penanganan bisa segera dilakukan. (Muhammad Zibi Alifiqri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *