Bedakan Alergi Susu Sapi dan Intoleransi Laktosa, Ini Penjelasan Dokter

Ilustrasi Edukasi Medis Tentang Perbedaan Alergi Susu Sapi dan Intoleransi Laktosa. (Dok. BeritainKalbar)
BERITAINKALBAR.COM, LIFESTYLE – Orang tua sering keliru menganggap alergi susu sapi sama dengan intoleransi laktosa. Faktanya, kedua kondisi ini berbeda dan membutuhkan penanganan khusus, jelas dr. Endah, spesialis alergi dan imunologi.
Alergi susu sapi muncul ketika tubuh bereaksi terhadap protein dalam susu. Gejalanya tidak hanya menyerang sistem pencernaan, tetapi juga bisa terlihat pada kulit bahkan memicu kondisi berat seperti anafilaksis. Anak dengan alergi ini harus benar-benar diawasi dalam mengonsumsi produk berbahan dasar susu.
Sementara itu, intoleransi laktosa terjadi karena tubuh tidak mampu mencerna karbohidrat susu (laktosa). Penyebabnya adalah rendahnya enzim laktase di usus.
“Kalau enzimnya tidak ada, biasanya sifatnya genetik sejak lahir. Setiap kali minum susu langsung diare,” ujar dr. Endah, dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (16/9/2025).
Menurutnya, sebagian besar kasus intoleransi hanya bersifat parsial. Kondisi ini membuat anak atau orang dewasa masih bisa mengonsumsi produk susu tertentu, seperti keju atau yogurt, karena kadar laktosanya lebih rendah.
Perbedaan gejala menjadi kunci utama dalam membedakan kedua kondisi tersebut. Alergi susu sapi dapat menimbulkan gangguan pada kulit, pencernaan, atau pernapasan, sedangkan intoleransi laktosa hanya terbatas pada pencernaan.
“Tidak ada intoleransi laktosa yang bentuknya di kulit atau pernapasan. Kalau alergi bisa ke mana-mana, sedangkan intoleransi laktosa hanya di pencernaan,” tegas dr. Endah.
Jika dokter sudah mendiagnosis intoleransi laktosa, orang tua bisa segera memberikan susu bebas laktosa, bahkan sejak bayi. Beberapa negara juga menyediakan tablet laktase untuk membantu tubuh mencerna susu. Namun, dr. Endah mengingatkan orang tua agar tidak sembarangan mengambil langkah.
“Kalau ternyata diagnosanya alergi, memberi susu bebas laktosa tidak tepat. Jadi diagnosis harus jelas dulu,” tambahnya.
Kabar baiknya, sebagian besar alergi makanan, termasuk alergi susu sapi, dapat mereda seiring bertambahnya usia. Data menunjukkan sekitar 80% anak dengan alergi susu sapi sudah bisa toleran pada usia lima tahun. Meski begitu, alergi terhadap kacang tanah atau seafood biasanya bertahan hingga dewasa.




