Anak Kecanduan Roblox, Psikolog Sarankan Orang Tua Ikut Main Demi Awasi

Ilustrasi Game Roblox (Dok. Beritain Kalbar)
BERITAINKALBAR.COM, LIFESTYLE – Platform game Roblox tengah menjadi perbincangan hangat. Bahkan, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti sempat mengimbau anak-anak agar tidak bermain game ini. Namun, tidak semua orang tua sepakat dengan larangan tersebut.
Salah satunya adalah Mayang (38), yang justru memilih ikut bermain bersama anaknya. Menurutnya, langkah ini lebih efektif dibanding langsung melarang.
“Saya, sih, ikut main [Roblox] aja, biar bisa sambil mantau aktivitas anak di sana,” ujar Mayang mengutip CNN Indonesia, Kamis (7/8).
Ia berpendapat, larangan keras justru bisa membuat anak semakin rewel atau malah beralih ke game lain yang risikonya lebih tinggi. Dengan ikut bermain, Mayang merasa lebih tenang karena bisa mengawasi sekaligus berinteraksi langsung dengan si kecil di dunia maya.
Mengikuti Tren Dunia Anak
Mayang menilai, di era digital yang berkembang pesat, orang tua sebaiknya mengikuti tren yang digemari anak. Daripada menutup akses sepenuhnya, lebih baik memahami dunia mereka, bahkan jika perlu ikut terlibat di dalamnya.
Roblox sendiri adalah platform game daring yang populer di kalangan anak-anak. Pemain bisa membuat gim sendiri, mencoba karya orang lain, hingga berinteraksi dengan pengguna dari seluruh dunia.
Namun, kebebasan tersebut juga membawa risiko: konten tidak pantas, paparan kekerasan, hingga interaksi berbahaya dengan orang asing.
Co-Play, Strategi Awasi Anak di Dunia Digital
Psikolog klinis Arnold Lukito menilai, ikut bermain atau co-play adalah strategi efektif untuk meminimalkan risiko Roblox. Penelitian menunjukkan bahwa active mediation—orang tua terlibat langsung dalam aktivitas digital anak—dapat mengurangi paparan konten negatif dan memperkuat hubungan orang tua-anak.
Dengan bermain bersama, orang tua bisa memahami cara kerja game, mengenali potensi bahaya, sekaligus menjadi contoh perilaku digital yang sehat. Meski begitu, Arnold menekankan pentingnya mengatur waktu bermain dan berdiskusi tentang nilai-nilai yang ingin ditanamkan.
“Di satu sisi, Roblox bisa melatih kreativitas, kolaborasi, dan keterampilan digital anak. Di sisi lain, kebebasan membuat konten dan adanya fitur komunikasi membuka peluang risiko, seperti paparan kekerasan, bahasa yang tidak pantas, hingga interaksi dengan orang asing yang berpotensi membahayakan,” jelas psikolog klinis Arnold Lukito, Kepada CNNIndonesia.com, Kamis (7/8).
Mengenal Konsep Parental Mediation
Arnold menjelaskan tiga bentuk utama pendampingan orang tua:
-
Active mediation – Orang tua ikut menonton atau bermain sambil berdialog, menjelaskan konten, dan memberi panduan.
-
Restrictive mediation – Membuat aturan jelas, seperti durasi bermain, jenis game yang boleh diakses, atau jadwal tertentu.
-
Co-playing – Bermain bersama anak tanpa banyak diskusi, tetapi tetap hadir secara fisik untuk mendampingi.
Kombinasi ketiga pendekatan ini dianggap paling efektif, karena mencakup aturan yang tegas, pendampingan aktif, dan interaksi menyenangkan yang mempererat hubungan.
Arnold menambahkan, ikut bermain Roblox bersama anak bukan sekadar soal pengawasan, tetapi juga menjadi kesempatan emas untuk membangun komunikasi yang hangat, menanamkan nilai-nilai positif, dan membentuk anak sebagai pengguna digital yang bijak. (pdp)