BMKG Rilis Peringatan Waspada Karhutla di Kalimantan Barat 19–25 Juli 2025

Cuaca curah hujan rendah (atas) selama 20 Juni - 10 Juli 2025, Potensi Karhutla di Kalimantan Barat (bawah) 19–25 Juli 2025
BERITAINKALBAR.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan waspada terhadap potensi meningkatnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kalimantan Barat. Peringatan ini berlaku mulai Sabtu, 19 Juli hingga Jumat, 25 Juli 2025, seiring dengan kondisi cuaca yang didominasi oleh curah hujan rendah dan suhu udara tinggi.
Berdasarkan analisis curah hujan dari BMKG, wilayah Kalimantan Barat mengalami curah hujan yang sangat minim sejak 21 Juni hingga 10 Juli 2025. Peta sebaran menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kalbar hanya menerima curah hujan antara 0–50 mm, yang tergolong kategori rendah. Kondisi ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga 18 Juli 2025 dan berdampak langsung terhadap meningkatnya kerentanan lahan terhadap kebakaran.
“Meski beberapa wilayah Kalimantan Barat sempat diguyur hujan, akumulasi curah hujan masih tergolong rendah. Kondisi ini telah berlangsung sejak 20 Juni 2025, artinya hampir satu bulan Kalbar mengalami kekeringan,” tulis Admin BMKG Kalimantan Barat dalam postingan resmi.
Lebih lanjut, BMKG menyebut bahwa hanya Kabupaten Kapuas Hulu yang masih mencatatkan hujan lebat dalam beberapa hari terakhir. Sementara wilayah lain, terutama bagian barat Kalimantan Barat, masih berada dalam kondisi sangat kering.
“Prakiraan cuaca sepekan ke depan menunjukkan minim peluang hujan. Suhu cenderung panas, sehingga risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) makin meningkat, khususnya di wilayah pesisir barat Kalbar yang bergambut,” lanjutnya.
Dalam peta potensi kemudahan terjadinya karhutla yang dikeluarkan BMKG, terlihat bahwa dominasi wilayah Kalimantan Barat, terutama dari tanggal 19 hingga 25 Juli 2025, berada dalam zona merah atau kategori “sangat mudah terbakar”. Hampir seluruh kabupaten dan kota di Kalbar menunjukkan tingkat kerawanan tinggi terhadap karhutla, dengan hanya sebagian kecil wilayah yang berwarna hijau atau biru, menandakan kelembaban tanah yang masih cukup aman.
“BMKG mengimbau seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi karhutla yang makin tinggi,” pungkasnya.
Pihak BMKG meminta agar seluruh elemen masyarakat, untuk bersiap menghadapi kemungkinan munculnya titik panas dan kebakaran lahan. Masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan pembakaran lahan secara sembarangan, mengingat kondisi atmosfer yang sangat kering dan mudah memicu api.
Kondisi seperti ini bukan pertama kali terjadi di Kalimantan Barat. Setiap musim kemarau, wilayah ini selalu menjadi salah satu titik rawan karhutla di Indonesia. Keberadaan lahan gambut yang luas di pesisir barat menjadikan Kalbar sangat rentan terhadap penyebaran api jika terjadi kebakaran. (Muhammad Zibi Alifiqri)