Tim PKM-RE Mahasiswa Biologi FMIPA Untan Teliti Potensi Bakteri Pseudonocardia spp. untuk Usaha Budidaya Cacing Nipah
BERITAINKALBAR.COM – Tim PKM-RE Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Untan melakukan penelitian terhadap bakteri Pseudonocardia spp. untuk mengetahui potensinya sebagai imunomodulator dalam usaha budidaya cacing nipah (Namalycastis rhodochorde).
Cacing nipah merupakan bahan baku penting dalam industri farmasi dan kosmetik, namun budidayanya sering terhambat oleh penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan cacing nipah terhadap penyakit dan meningkatkan hasil panen.
Tim PKM-RE Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Untan
Manfaatkan Potensi jadi Inovasi
Perairan mangrove Kalimantan Barat menjadi habitat bagi beberapa jenis cacing laut Polychaeta. Salah satunya dikenal masyarakat sekitar sebagai cacing nipah karena dapat ditemukan di sekitar pelepah tumbuhan nipah (Nypa fruticans).
Cacing nipah memiliki nama ilmiah Namalycastis rhodochorde Cacing laut tersebut berpotensi digunakan sebagai bahan baku pakan hewan akuakultur karena mengandung asam amino dan asam lemak yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan. Namun saat ini eksploitasi cacing nipah semakin meningkat sejalan dengan harga jual yang tinggi.
Budidaya yang dilakukan di Laboratorium Hidrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Untan belum dapat menghasilkan cacing nipah dalam jumlah besar karena menghadapi beberapa kendala, salah satunya tingginya kematian akibat rendahnya imunitas cacing nipah terhadap serangan patogen.
Apabila hal ini terus berlanjut dalam jangka waktu yang lama, maka dikhawatirkan dapat menyebabkan turunnya populasi cacing nipah. Menyikapi hal tersebut, mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Untan mencari solusi untuk meningkatkan imunitas cacing nipah menggunakan bakteri yang diisolasi dari habitat cacing nipah itu sendiri.
Upaya Tingkatkan Produksi dan Penjualan Cacing Nipah
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan potensi Pseudonocardia spp. secara in vitro untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang terdapat dalam tubuh cacing nipah.
“Selain karena meningkatnya penjualan cacing nipah yang dilakukan oleh masyarakat sekitar, keberadaan cacing nipah di alam juga mengalami penurunan akibat adanya alih fungsi habitat sehingga dengan penurunan tersebut dikhawatirkan dapat mengakibatkan kepunahan,” terang salah satu anggota tim penelitian, Vioni Talitha Nabila.
Anggota tim peneliti lainnya, Uray Dea, menekankan pentingnya budidaya intensif cacing nipah di laboratorium dengan fokus pada peningkatan sistem kekebalan cacing terhadap patogen. Hal ini didasari oleh pertimbangan bahwa budidaya alami cacing nipah sering terhambat oleh penyakit. Oleh karena itu, penelitian ini meneliti agen hayati, seperti bakteri Pseudonocardia spp., sebagai solusi untuk meningkatkan imunitas cacing nipah.
“Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui budidaya secara intensif di laboratorium dengan memperhatikan tingkat imunitas cacing dalam melawan patogen. Oleh karena itu, kami mencari solusi dalam meningkatkan imunitas cacing nipah melalui agen hayati,” jelas dia.
Tujuan dan Tim Penelitian
Cacing nipah diketahui memiliki sel yang bertanggung jawab dalam imunitas melalui sistem pertahanan seluler yang disebut selomosit. Aktivitas selomosit mirip dengan leukosit atau sel darah putih pada manusia yang berperan dalam melawan patogen. Respon imunitas pada hewan dapat ditingkatkan ataupun diturunkan dengan menggunakan obat atau agen tertentu.
Maka dari itu tim PKM-RE melakukan penelitian menggunakan bakteri Pseudonocardiaspp. yang diduga dapat mengubah imunitas cacing nipah melalui analisis aktivitas selomosit pada cairan selom (rongga tubuh) setelah injeksi Pseudonocardiaspp. dengan pengenceran tertentu. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Mei hingga Juli, yang dilaksanakan di Laboratorium Hidrobiologi dan Mikrobiologi Jurusan Biologi, FMIPA Untan.
Tim PKM-RE terdiri dari 5 orang yang merupakan mahasiswa/i dari Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura Pontianak. Berikut anggota tim PKM-RE yang dibimbing oleh dosen pendamping Ari Hepi Yanti, S.Si., M.Sc. :
- Aufar Ismi Wiranata angkatan 2021
- Uray Dea angkatan 2021
- Vioni Talitha Nabila angkatan 2021
- Fiqih Fazira Putri angkatan 2022
- Raynata Zwietenia Wibowo angkatan 2022
Hasil Penelitian: Bakteri Pseudonocardia spp. Meningkatkan Imunitas Cacing Nipah
Hasil penelitian menunjukan bahwa bakteri Pseudonocardia spp. berpotensi sebagai imunostimulan pada cacing nipah, dilihat dari adanya peningkatan jumlah amoebosit tipe I setelah dilakukan injeksi. Amoebosit tersebut merupakan salah satu tipe selomosit yang berperan dalam sistem imunitas seluler dan humoral.
Salah satu anggota tim penelitian, Fiqih Fazira Putri menyatakan bahwa “Berdasarkan hasil penelitian, bakteri Pseudonocardia spp. berpotensi dapat meningkatkan sistem imunitas cacing nipah yang ditandai dengan kenaikan selomosit jenis amoebosit tipe 1, dengan demikian hal tersebut dapat menjadi harapan baru dalam usaha budidaya cacing nipah berkelanjutan dan tahan terhadap seranggan patogen.”
Aufar pun berharap hasil penelitian ini dapat menjadi penelitian awal bagi penelitian Tim Cacing Nipah Jurusan Biologi FMIPA Untan selanjutnya yang sedang mengembangkan agen probiotik bagi budidaya cacing nipah.
Dengan hasil penelitian ini, diharapkan Pseudonocardia spp. dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan imunitas cacing nipah melalui pengembangan pakan cacing nipah berbasis probiotik.
Upaya ini dapat membantu pengembangan budidaya cacing nipah dalam skala industri sehingga dapat menambah penghasilan ekonomi bagi masyarakat sekitar serta mendukung kelangsungan hidup cacing nipah. (da)
Disclaimer: Artikel ditulis oleh Raynata Zwietenia Wibowo, Mahasiswi Biologi (2022); penelitian tersebut diikutsertakan dalamProgram Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).