43 Tim Ikuti Lomba Besurung Saprah di Rumah Adat Melayu Singkawang

Kegiatan lomba besurung saprah dalam rangka Pekan Kebudayaan Melayu Singkawang (PKMS) serta menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah

BERITAINKALBAR.COM, SINGKAWANG – Lomba besurung saprah dalam rangka Pekan Kebudayaan Melayu Singkawang (PKMS) serta menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah menjadi ruang kebersamaan tanpa sekat status sosial di Rumah Adat Melayu Singkawang, pada Selasa, 1 Juli 2025. Sebanyak 43 tim ambil bagian dalam acara ini, duduk beralaskan tikar, makan bersama dalam tradisi Melayu yang mengajarkan nilai kesetaraan.

Ketua DPD Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Singkawang, Asmadi, mengatakan tradisi besurung saprah atau makan bersama dalam satu alas ini bukan hanya sekadar seremoni, tetapi juga sebagai pengingat pentingnya nilai kebersamaan di tengah masyarakat yang majemuk.

Baca juga:  Yuk Ikutan! H-1 Penutupan Pendaftaran "Pestanas Berkarya: Ecoprint" Himasta FMIPA Untan 2024

“Dalam besaprah ini, semua duduk sama rendah, makan bersama-sama tanpa memandang status sosial. Inilah ajaran leluhur Melayu yang perlu kita hidupkan kembali,” kata Asmadi.

Tradisi besurung saprah menampilkan sajian sederhana namun penuh makna, seperti daging, ayam, telur, acar, nasi, dan air serbat sebagai penutup. Asmadi menyebut hidangan ini menjadi simbol nilai-nilai rukun Islam yang sudah mengakar dalam masyarakat Melayu sejak dahulu.

Baca juga:  Daftar Lengkap 28 Kampus di Pontianak: Swasta, Negeri, Kesehatan, hingga Keagamaan

Selain menjadi ajang silaturahmi antarwarga, Asmadi juga menilai lomba ini sebagai sarana edukasi bagi generasi muda agar lebih mengenal serta menjaga warisan budaya Melayu supaya tetap hidup di tengah perkembangan zaman modern.

“Melalui PKMS, kita menggali kembali budaya Melayu sebagai khazanah bangsa yang memberi kontribusi bagi penguatan kebudayaan nasional,” ujarnya.

Asmadi menambahkan, MABM Singkawang berencana untuk menambah cabang lomba dalam pelaksanaan PKMS pada tahun depan. Beberapa di antaranya adalah lomba pangka’ gasing, silat, dan aluk galing yang diharapkan dapat memperluas ruang ekspresi budaya masyarakat Melayu di Singkawang.

Baca juga:  Usulan Pemekaran Provinsi di Kalbar Kembali Menguat, 3 Daerah Masuk CDOB DPD RI 2025

“Kami ingin Rumah Melayu tetap menjadi tempat kita berkumpul, ngamping bersama, menjaga budaya leluhur agar tetap lestari,” tutur Asmadi. (Muhammad Zibi Alifiqri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *