10 Jurusan Kuliah yang Sulit Dapat Pekerjaan Setelah Lulus

Ilustrasi (Dok. Beritain Kalbar)
BERITAINKALBAR.COM, LIFESTYLE – Banyak orang berharap pendidikan tinggi bisa membuka jalan menuju pekerjaan layak dengan penghasilan sesuai ekspektasi. Namun, pada kenyataannya, tidak semua lulusan sarjana meraih keberuntungan yang sama. Bahkan, dalam banyak kasus, sejumlah lulusan pascasarjana juga menghadapi nasib serupa.
Faktanya, tidak semua lulusan perguruan tinggi baik vokasi, sarjana (S1), maupun pascasarjana langsung terserap ke pasar kerja. Di satu sisi, keterbatasan lapangan pekerjaan menjadi tantangan utama. Di sisi lain, persaingan yang ketat dan ketidakcocokan antara kualifikasi pendidikan serta kebutuhan industri menambah kesulitan lulusan.
Oleh karena itu, penting bagi calon mahasiswa memahami jurusan yang berpotensi mencetak angka pengangguran tinggi. Berdasarkan laporan 2024, berikut daftar 10 jurusan sarjana dengan tingkat pengangguran tertinggi, dilansir dari CNBC Indonesia.
1. Pengajaran Pendidikan Jasmani
Pertama-tama, jurusan Pengajaran Pendidikan Jasmani mencatat tingkat pengangguran tertinggi, yakni 56,4 persen. Jurusan ini memang fokus pada pengajaran olahraga, namun keterbatasan lapangan kerja dan fluktuasi kebutuhan tenaga pengajar membuat banyak lulusan kesulitan mendapatkan pekerjaan.
2. Layanan Manusia atau HR
Selanjutnya, jurusan Layanan Manusia atau Human Resource (HR) memiliki angka pengangguran 55,6 persen. Meskipun HR berperan penting dalam manajemen karyawan, lulusan baru harus bersaing ketat. Selain itu, kebutuhan akan pengalaman khusus sering kali menjadi penghalang utama.
3. Ilustrasi
Kemudian, jurusan Ilustrasi mencatat angka pengangguran 54,7 persen. Di satu sisi, bidang ini sangat kreatif, tetapi di sisi lain, tren digitalisasi dan outsourcing desain grafis membuat lulusan sulit menemukan pekerjaan tetap.
4. Peradilan Pidana
Jurusan Peradilan Pidana menempati posisi berikutnya dengan tingkat pengangguran 53 persen. Walaupun bidang ini bertujuan menyiapkan lulusan untuk bekerja dalam sistem hukum, lapangan kerja tetap terbatas, sehingga persaingan semakin ketat.
5. Manajemen Proyek
Selanjutnya, jurusan Manajemen Proyek menghadapi tingkat pengangguran sebesar 52,8 persen. Memang benar, keterampilan manajemen proyek dibutuhkan di banyak industri. Namun, perusahaan biasanya mencari tenaga kerja berpengalaman, sehingga lulusan baru kesulitan bersaing.
6. Produksi Radio, Televisi, dan Film
Di posisi keenam, jurusan Produksi Radio, Televisi, dan Film memiliki tingkat pengangguran 52,6 persen. Industri hiburan memang menarik, tetapi sifatnya sangat dinamis, sulit diprediksi, dan bergantung pada jaringan, sehingga lulusan sulit mendapat pekerjaan tetap.
7. Bidang Seni Studio
Berikutnya, program Bidang Seni Studio mencatat angka pengangguran 52 persen. Jurusan ini meliputi seni visual, namun minimnya pekerjaan tetap dan ketidakpastian pendapatan membuat banyak lulusan menghadapi tantangan berat.
8. Administrasi Layanan Kesehatan
Selain itu, jurusan Administrasi Layanan Kesehatan memiliki tingkat pengangguran 51,8 persen. Meskipun sektor kesehatan terus berkembang, lulusan administrasi bersaing ketat dengan mereka yang memiliki latar belakang medis atau sertifikasi khusus.
9. Pendidikan
Jurusan Pendidikan juga menghadapi risiko tinggi dengan tingkat pengangguran 51,8 persen. Bidang ini sangat bergantung pada kebijakan pemerintah. Apabila kesempatan kerja bagi pengajar menurun di beberapa daerah, maka lulusan harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan pekerjaan.
10. Pengembangan Manusia dan Keluarga
Terakhir, jurusan Pengembangan Manusia dan Keluarga mencatat tingkat pengangguran 51,5 persen. Jurusan ini memang fokus pada perilaku manusia dalam konteks keluarga dan masyarakat. Namun, jumlah lulusan yang tinggi tidak sebanding dengan peluang kerja yang tersedia.
Kesimpulannya, lulusan sarjana tidak selalu terjamin mendapatkan pekerjaan sesuai bidangnya. Oleh karena itu, calon mahasiswa perlu mempertimbangkan kondisi pasar kerja sebelum memilih jurusan. Dengan begitu, mereka bisa meminimalkan risiko pengangguran setelah lulus.(pdp)