“Seharusnya kita belajar dari masyarakat adat yang telah hidup berdampingan dengan alam secara harmonis. Mereka tahu cara menjaga hutan agar tetap lestari,” ujar Mathias kepada Beritain Kalbar, Jumat (31/1).
Deforestasi dan Dampaknya terhadap Banjir
Mathias menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama banjir di Kalimantan Barat adalah deforestasi yang semakin tidak terkendali. Akibat pembalakan liar dan alih fungsi lahan, ekosistem hutan yang seharusnya menyerap air hujan menjadi rusak, sehingga memperparah dampak curah hujan tinggi.
“Hutan kita terus berkurang, dan ini berdampak langsung pada daya serap tanah. Saat hujan turun, air tidak lagi terserap dengan baik, sehingga menyebabkan banjir,” katanya.
Langkah Konkret Pelestarian Hutan
Untuk mengatasi masalah ini, Mathias menekankan perlunya langkah konkret dalam pelestarian hutan. Ia mengusulkan penghentian deforestasi ilegal, rehabilitasi lahan kritis, serta pengelolaan tata ruang yang lebih bijaksana.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Semua pihak, mulai dari masyarakat adat, pelaku usaha, hingga pemerintah daerah, harus bersatu menjaga lingkungan ini. Reboisasi dan penghentian pembukaan lahan secara sembarangan adalah langkah yang mendesak,” tegasnya.
Pentingnya Kesadaran Generasi Muda
Mathias juga menekankan pentingnya pendidikan lingkungan bagi generasi muda. Menurutnya, kesadaran akan pelestarian alam harus ditanamkan sejak dini agar mereka dapat meneruskan upaya perlindungan hutan di masa depan.
“Generasi muda adalah harapan kita. Jika kita tidak mulai bertindak sekarang, kita hanya akan mewariskan bencana dan kerusakan lingkungan kepada mereka,” ucapnya.
Tanggung Jawab Bersama dalam Mencegah Bencana
Di akhir pernyataannya, Aktivis Lingkungan Kalbar ini mengingatkan bahwa dampak banjir tidak hanya dirasakan oleh masyarakat secara langsung, tetapi juga berdampak pada ekonomi dan infrastruktur daerah.
Ia menyerukan agar semua pihak tidak hanya bereaksi setelah bencana terjadi, tetapi juga mengambil langkah preventif untuk mencegahnya.
“Kita tidak bisa terus-menerus menunggu bencana datang lalu baru bertindak. Pelestarian hutan bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga melindungi kehidupan masyarakat,” tutupnya. (da)