Aktivis Lingkungan Mathias: Masyarakat Adat Garda Terdepan Pelestarian Hutan untuk Cegah Banjir

0
Aktivis Lingkungan Kalbar

Kegiatan penanaman pohon buah-buahan di Hutan Desa Batang Kanyau Dusun Karangan Bunut Desa Menua Sadap, Kapuas Hulu, sebagai bentuk komitmen masyarakat adat menjaga hutan dan mengatasi banjir. (Dok. Mathias)

BERITAINKALBAR.COM, LOKAL – Banjir kembali melanda berbagai wilayah di Kalimantan Barat, termasuk Landak, Mempawah, Sambas, Bengkayang, dan Singkawang. Aktivis lingkungan Kalbar, Mathias menyoroti peran penting masyarakat adat dalam menjaga kelestarian hutan, yang menurutnya merupakan kunci utama dalam mencegah bencana ini.

Peran Masyarakat Adat dalam Menjaga Hutan

Ia menilai kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun mampu menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi risiko banjir.

“Seharusnya kita belajar dari masyarakat adat yang telah hidup berdampingan dengan alam secara harmonis. Mereka tahu cara menjaga hutan agar tetap lestari,” ujar Mathias kepada Beritain Kalbar, Jumat (31/1).

Baca juga:  Nitro Rentcar, Pilihan Terbaik Rental Mobil Pontianak Lepas Kunci atau dengan Sopir

Deforestasi dan Dampaknya terhadap Banjir

Mathias menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama banjir di Kalimantan Barat adalah deforestasi yang semakin tidak terkendali. Akibat pembalakan liar dan alih fungsi lahan, ekosistem hutan yang seharusnya menyerap air hujan menjadi rusak, sehingga memperparah dampak curah hujan tinggi.

“Hutan kita terus berkurang, dan ini berdampak langsung pada daya serap tanah. Saat hujan turun, air tidak lagi terserap dengan baik, sehingga menyebabkan banjir,” katanya.

Langkah Konkret Pelestarian Hutan

Untuk mengatasi masalah ini, Mathias menekankan perlunya langkah konkret dalam pelestarian hutan. Ia mengusulkan penghentian deforestasi ilegal, rehabilitasi lahan kritis, serta pengelolaan tata ruang yang lebih bijaksana.

Baca juga:  Harga Tiket Bioskop Pontianak Terbaru Agustus 2024, di Ayani XXI dan Transmart

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Semua pihak, mulai dari masyarakat adat, pelaku usaha, hingga pemerintah daerah, harus bersatu menjaga lingkungan ini. Reboisasi dan penghentian pembukaan lahan secara sembarangan adalah langkah yang mendesak,” tegasnya.

Pentingnya Kesadaran Generasi Muda

Mathias juga menekankan pentingnya pendidikan lingkungan bagi generasi muda. Menurutnya, kesadaran akan pelestarian alam harus ditanamkan sejak dini agar mereka dapat meneruskan upaya perlindungan hutan di masa depan.

“Generasi muda adalah harapan kita. Jika kita tidak mulai bertindak sekarang, kita hanya akan mewariskan bencana dan kerusakan lingkungan kepada mereka,” ucapnya.

Baca juga:  4 Besar Sementara Calon DPD RI Dapil Kalbar yang Bakal Lolos ke Senayan 2024

Tanggung Jawab Bersama dalam Mencegah Bencana

Di akhir pernyataannya, Aktivis Lingkungan Kalbar ini mengingatkan bahwa dampak banjir tidak hanya dirasakan oleh masyarakat secara langsung, tetapi juga berdampak pada ekonomi dan infrastruktur daerah.

Ia menyerukan agar semua pihak tidak hanya bereaksi setelah bencana terjadi, tetapi juga mengambil langkah preventif untuk mencegahnya.

“Kita tidak bisa terus-menerus menunggu bencana datang lalu baru bertindak. Pelestarian hutan bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga melindungi kehidupan masyarakat,” tutupnya. (da)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *